Nakhoda Tangguh di Tengah Badai

Ing Ngarso Sung Tulodho (Di depan memberi teladan), Ing Madyo Mangun Karso (Di tengah membangun kemauan), Tut Wuri Handayani (Di belakang memberi dorongan dan pengaruh) (Ki Hajar Dewantoro, Bapak Pendidikan Indonesia).

Sebuah pesan bijak dari Bapak Pendidikan Indonesia Ki Hajar Dewantara bahwa seorang pemimpin harus mampu berperan di mana keberadaan posisinya, apakah pada saat di depan, atau di tengah, maupun pada saat di belakang, agar seluruh formasi tim dapat menjalankan visi dan misinya.

Pengejawantahan peran pimpinan tersebut telah ditunjukkan seorang Arief Budiman, yang mampu dengan baik menjadi nakhoda kapal besar yang bernama KPU RI. Setelah 4 (empat) tahun menjadi Ketua KPU RI telah membuktikan kecakapan kemampuan kepemimpinannya yang ditunjang kapabilitas dan pengalaman keilmuan kepemiluan, sehingga pencapaian kolektif Pemilu/Pilpres 2019 (5 kotak suara) dan Pilkada 2020 dalam kondisi pandemi covid-19, sangatlah memuaskan. 

Dan selanjutnya karena dinamika Pemilu/Pemilihan yang sangat kencang, pada April 2021 Arief Budiman diberhentikan sebagai Ketua KPU RI melalui sidang DKPP menjadi Anggota KPU RI, tetapi sikap tangguh dan jiwa pemimpin terus ditunjukkan seorang Arief Budiman.

Mensikapi apa yang dilakukan Arief Budiman di atas, memunculkan ide penulisan buku ini, dimulai karena adanya kesamaan pandang dan fikir komisioner KPU Provinsi yang awalnya berjumlah 20-an orang tersebar se-Indonesia.

Bahwa sangat penting leadership, keteladanan dan sikap seorang Ketua KPU RI periode 2017 – 2021 (baca: Arief Budiman) untuk dituangkan hasil dari buah pikir baik yang dilihat, didengarkan dan dirasakan dalam bentuk tulisan dalam buku Nakhoda Tangguh Di Tengah Badai. 

Selain hal ini adalah contoh/pelajaran penting menegakkan demokrasi penyelenggaraan kepemiluan, juga menjadi literasi kepemiluan Indonesia, serta torehan sejarah yang tidak bisa berlalu begitu saja. Arief Budiman telah menfaktualkan buah pikir Ki Hajar Dewantoro, Bapak Pendidikan Indonesia.

Kerja kolektif Pimpinan Imam Bonjol yang di nakhodai Arief Budiman, sangatlah berjasa terhadap kemajuan pelaksanaan electoral (pemilu/pemilihan), yaitu Pemilu tahun 2019 dengan 5 (lima) kotak yang pertama kali dilaksanakan di Indonesia dan Pemilihan Kepala Daerah 2020 ditengah kondisi Pendemi Covid-19 (Corona Virus Desease 2019), dan keduanya berhasil dengan memuaskan. 

Sehingga dari ke-20 komisioner ini, oleh Komisioner KPU Provinsi Kepulauan Riau – Divisi Hukum dan Pengawasan (Widiyono Agung Sulistiyo) mengajak untuk membuat ‘tulisan kata hati’ tentang ‘Teladan, Sikap dan Leadership’ seorang Arief Budiman, karena banyak hal yang bisa dimodel (ditiru) terhadap seorang Arief Budiman. 

Maka melalui komunikasi group whatsApp hal ini disambut oleh 11 (sebelas) Komisioner KPU se-Indonesia agar ‘hal-hal baik yang Bapak Ketua Arief Budiman lakukan atau contohkan, tidak boleh hilang/sirna begitu saja, dan itu adalah ilmu yang sangat mahal dan merupakan pelajaran yang dapat diterapkan pada periode-periode selanjutnya’, untuk itu haruslah dibuat buku sebagai referensi atau literasi gaya kepemimpin dan sikap etik yang elegan dari seorang Arief Budiman.

Besar harapan kumpulan tulisan ini, hal yang ma’ruf bisa diteladani oleh semua personal KPU pada masa-masa selanjutnya. Dan gaya tulisan yang dibuat para penulis bermacam-macam, ada yang ilmiah dengan referensi-refensi dan ada yang tulisan narasi pemikiran murni yang dialaminya, terhadap pengalaman bersama Ketua Arief Budiman atau kesan apapun yang dilihat, didengar dan yang dirasakan. Ternyata semua memberi kesan posistif, sehingga bisa menjadi energi positif bagi semua pihak yang membaca buku ini.

Semoga tulisan yang dimulai di akhir bulan Ramadhan 1442H / Mei 2021, menjadi ladang dakwah bagi setiap insan yang membaca buku sederhana ini, dapat menjadi referensi dalam membangun lembaga yang kuat dan profesional khususnya KPU diseluruh tingkatan. (Pengantar Penulis dalam bukunya).