MUHAMMADIYAH “Mazhab Masangan Wetan” Pergulatan Pemikiran Aktivis Menfasir Muhammadiyah-Islam-Indonesia
Buku ini mengupas sejarah manusia dalam menemukan dan memahami Islam sebagai agama yang sempurna. serta, memberikan penjelasan mulai dari ajaran agama-agama sebelum Rasulullah diutus, sejarah dakwah Islam dari zaman Rasul hingga penyebarannya di Nusantara, hingga tantangan yang dihadapi umat Islam seperti Perang Salib dan munculnya berbagai aliran dalam Islam.

Muhammadiyah Mazhab Islam
Muhammadiyah “Mazhab Masangan Wetan” merupakan istilah penulis gunakan sebagai kontruksi pemikiran dari hasil refleksi pemikiran penulis sebagai aktivis Muhammadiyah dan Dosen Universitas Muhammadiyah Surabaya berlokasi di daerah Sutorejo Surabaya dalam memahami (menafsir) Muhammadiyah, Islam dan Indonesia dari berbagai sudut pandang dan berbagai persoalan yang sudah, sedang maupun predeksi yang akan terjadi.
Kontruksi dasar Muhammadiyah “Mazhab Masangan Wetan” yang dicitakan adalah Muhammadiyah sebagai pusat peradaban masyarakat untuk membangun kesadaran akan cinta terhadap keilmuan dalam rangka membangun peradaban iqra di dunia Islam dan masyarakat Indonesia. Pembangunan kesadaran cinta belajar (sinau) untuk mengembangkan tradisi keilmuan menjadi sangat penting dan strategis dikalangan masyarakat Muslim Indonesia terutama jama’ah Muhammadiyah.
Muhammadiyah “Mazhab Masangan Wetan” mendorong pada Jama’ah Muhammadiyah agar terbangun (noto) tiga kesadaran dalam dirinya (jiwa) dan dalam mengembangkan Persyarikatan Muhammadiyah. Tiga kesadaran itu adalah: Pertama, menata hati “noto ati” merupakan kesadaran teologis yang bermula dari inna ma ‘amalu bi an-niyat. Sesungguhnya semua perbuatan manusia tergantung dari niatnya, yang terletak di dalam hati. Noto ati merupakan penataan kesadaran niat yang bersumber dari nilai keislaman. Bahwa tujuan akhir dari semua perbuatan orang muslim adalah bermuara pada ridha Allah SWT (mardhatillah). Artinya semua pergerakan (dakwah) yang dilakukan oleh aktivis Muhammadiyah bertujuan ibadah dalam rangka mendapatkan keridhaan Allah SWT. Sebagai wujud dari investasi kebaikan akhirat. Kedua, menata pikiran “noto pikir” merupakan kesadaran filosofis seorang Muslim akan kewajiban selalu belajar sinau iqra dan mencintai ilmu. Kesadaran ini terinspirasi wahyu pertama yaitu Q.S Al-Alaq 1-5. Karena itu prinsip yang harus dipegang oleh aktivis dakwah
Muhammadiyah adalah membaca, diskusi, dan riset. Ketiganya adalah tradisi yang harus terus dipelihara dalam Persyarikatan Muhammadiyah.
Ketiga, menata prilaku “noto laku” merupakan kesadaran akhlak. Sebuah kesadaran tertinggi dari aktivis dakwah Muhammadiyah untuk selalu berusaha membangun prilaku (akhlaq) kebaikan dimanapun, kapanpun, dengan siapapun tanpa pandang suku, agama, ras, dan golongan (SARA). Dengan prinsip fastabiqul khairat (berlomba-lomba dalam kebaikan) maka komitmen yang dibangun aktivis dakwah Muhammadiyah adalah “jangan malu berbuat baik” dan “tanam terus kebaikan dimanapun, kapanpun”.
Mengapa membangun tradisi dan kultur keilmuan menjadi sangat penting di kalangan umat Islam, terutama Jama’ah Muhammadiyah? Dalam kitab Mawa’iz Al- Usfuriyah dikutip oleh Abu Bakar Aceh, dijelaskan dialog antara Ali ibn Abi Thalib dengan seorang sahabat terkait keutamaan ilmu. Kata Ali ibn Thalib ilmu itu Pusaka para
Nabi dan Rasul, ilmu akan memelihara kehidupan di dunia dan akherat, ilmu menyebabkan banyak teman, Ilmu semakin dikeluarkan semakin bertambah, orang berilmu selalu dipangil secara mulia, ilmu tidak ada pencurinya, orang berilmu diberi syafaat di hari kiamat, ilmu tidak akan habis walau tidak ditambah, ilmu membuat hati terang benderang, harta sering membuat hati gelisah.
Dapatkan Bukunya Sekarang Juga!
DAFTAR ISI






Spesifikasi Buku

Cetakan I, Februari 2025; 414 hlm, ukuran 15,5 x 23 cm, kertas isi HVS hitam putih, kertas cover ivory 230 gram full colour, jilid lem panas (soft cover) dan shrink bungkus plastik.
Harga Buku
Sebelum melakukan pembayaran, cek ketersediaan stock kepada admin. Jika buku out of stock pengiriman membutuhkan waktu – 3 hari setelah pembayaran.
Rp 210.000
Rp 200,200
Tentang Penulis

Dr. Sholihul Huda M.Fil.I.
Kosentrasi keilmuan studi agama, filsafat Islam, sosiologi agama, politik Islam. Dosen tetap Prodi Studi Agama-Agama (SAA) FAI UM Surabaya dan Sekretaris Direktur Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Surabaya. Mengenyam pendidikan di SDN Moropelang Babat-Lamongan (1994), MI Muhammadiyah Moropelang Babat-Lamongan (1994). MTs YTP Kertosono-Nganjuk (1997). MA Luqmanul Hakim Batumarta OKU- Palembang (2000). S1 Politik Islam IAIN Sunan Ampel Surabaya (2006). S2 Filsafat Islam Pascasarjana UIN Sunan Ampel Surabaya (2014). S3 Filsafat Islam Pascasarjana UIN Sunan Ampel Surabaya (2020). Nyantri di Pesantren Ar-Roudlatul Ilmiyah Kertosono- Nganjuk dan Pesantren Luqmanul Hakim OKU-Palembang.