Islam membawa banyak konsep kehidupan, salah satunya adalah konsep thaharah (bersuci) yang mencakup kebersihan jasmani sebagaimana dianjurkan dalam ilmu medis, sekaligus kesucian spiritual yang mana menurut syari’at thaharah sendiri menjadi syarat sahnya ibadah. Dengan konsep ini, manusia dituntun untuk lebih memperhatikan fitrah yang diberikan pada dirinya, menjaga kesehatan dan kebersihan karena ketiganya termasuk dari aspek kehidupan yang utama.

Manusia yang cerdas pasti akan memberikan perhatian tidak hanya pada hak tubuh, tetapi juga pada
hak akal. Sejarah mencatat bahwa para wanita terdahulu sangat antusias dan giat dalam belajar walau akses sangat terbatas. Salah satunya adalah riwayat Sayyidah Aisyah bahwasanya Asma binti Yazid pernah menanyakan perihal tata cara bersuci yang dianggap oleh sebagian wanita adalah hal yang malu dipertanyakan. Begitu pun kontribusi Subai’ah binti al-Harist tentang masa iddah wanita hamil, kesungguhannya dalam mencari kejelasan hukum atas kondisi yang ia alami menjadi dasar yang
dijadikan dalil oleh para ulama dalam menetapkan hukum masa iddah bagi wanita hamil.

Islam sangat memperhatikan hal ini karena memiliki dampak besar terhadap keabsahan ibadah, serta perubahan fisik dan mental yang dialami oleh wanita.

Buku ini sangat diperlukan, tidak hanya bagi perempuan. Tapi juga laki-laki, karena laki-laki mempunyai
anak perempuan, istri perempuan dan jamaah perempuan. Buku ini nyaris sempurna karena beberapa hal: Pertama, ditulis seorang perempuan yang mengalami Haidh, Nifas dan bisa saja Istihadhah.
Kedua, berdasarkan Mazhab Syafi’i yang merupakan pegangan ummat Islam di Asia Tenggara.
Ketiga, dalil yang shahih. Karena semua orang menulis, tapi validitasnya teruji pada dalil.
Keempat, ditulis seorang alumni al-Azhar Cairo Mesir yang tidak diragukan penguasaan keiilmuannya.
Saya berharap buku ini dicetak, dipresentasikan, diadakan bedah buku, dibahas dalam podcast dan
disosialisasikan melalui semua wasilah agar sampai kepada ummat.