Moderasi Beragama Sudut Pandang Orang Muhammadiyah

Buku ini membantu memberikan rencana strategis baik jangka pendek maupun kedeepannya dalam melakukan perencanaan bisnis.

Bagaimana Moderasi Beragama?

Akhir-akhir ini kita sering mendengar kata moderasi beragama. Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Agama memang sedang mencanangkan program moderasi beragama nagi aparatur sipil negara dan bagi semua lapisan masyarakat. Moderasi beragama merupakan serangkaian gagasan untuk memberikan warna baru dalam memberikan khazanah pemikiran Islam di Indonesia kontemporer. Serangkaian gagasan baru tersebut dimaksudkan untuk mengurangi kekerasan atas nama agama (Nurjannah, 2013), ekstrimisme dan radikalisme, yang jika dibiarkan diyakini akan mengganggu stabilitas nasional. Moderasi merupakan jalan tengah, sesuai dengan inti ajaran agama, agama Islam khususnya, dan sesuai dengan fitrah manusia.

Moderasi beragama merupakan cara pandang dan perilaku umat beragama yang berusaha memadukan dua kutub agama yaitu fundamentalisme dan liberalisme (Shallabi, 2020, Babun
Suharto, 2019). Fundamentalisme adalah paham keagamaam yang sangat berpegang kepada kitab suci dengan sangat sedikit memberikan porsi kepada rasio, sedangkan liberalisme adalah paham yang sangat dominan memberikan porsi kepada ratio dan sangat sedikit mempergunakan kitab suci.
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) memberikan arti moderasi dengan dua arti yaitu: 1. pengurangan kekerasan, dan 2. penghindaran keekstreman. Dalam perbincangan sehari-hari apabila ada yang mengatakan, “orang itu bersikap moderat”, maka yang dimaksud adalah bahwa orang itu bersikap wajar, biasa-biasa saja, dan tidak ekstrem. 

Bahasa Latin moderâtio, memiliki arti sedang atau pas, tidak lebih dan tidak kurang. Kata itu juga bermakna dapat menguasai diri, yaitu sikap yang tidak berlebihan. Dalam bahasa Inggris, kata moderation biasanya menunjukkan arti average (rata-rata), core (inti), standard (baku), atau non-aligned (tidak berpihak). Kata moderat juga dapat dipergunakan untuk menyatakan adanya keseimbangan dalam hal keyakinan, moral, dan watak. Dalam bahasa Arab, kata moderasi disepadankan dengan kata wasath atau wasathiyah, sepadan dengan kata tawassuth (tengah-tengah), i’tidal (adil), dan tawazun (berimbang). Seseorang atau sekelompok orang yang menerapkan prinsip wasathiyah dalam Bahasa Arab dinamakan wasith. Kata wasith ini telah masuk diserap ke dalam bahasa Indonesia menjadi kata “wasit” yang memiliki tiga pengertian, yaitu: 1) penengah, perantara (misalnya dalam perdagangan, bisnis); 2) pelerai (pemisah, pendamai) antara
yang berselisih; dan 3) pemimpin di pertandingan.

Dapatkan Bukunya Sekarang Juga!

DAFTAR ISI

Daftar Isi 1
Daftar Isi 2
Daftar Isi 3

Spesifikasi Buku

Cetakan I Februari 2023;  125 hlm, ukuran 15,5 x 23 cm, kertas isi HVS 75 gram hitam putih, kertas cover ivory 230 gram full colour, jilid lem panas (soft cover) dan shrink bungkus plastik.

Harga Buku

Sebelum melakukan pembayaran, cek ketersediaan stock kepada admin. Jika buku out of stock pengiriman membutuhkan waktu – 3 hari setelah pembayaran.

Rp 180.000

Rp 157,000

Tentang Penulis

Prof. Dr. H. Sudarman, M.Ag.

Dosen  UIN Lampung