MODEL PENGEMBANGAN BOOKLET MODERASI BERAGAMA Booklet Pendidikan Islam Bagi Siswa SMA/MA/SMK

Buku ini hadir sebagai bentuk media edukasi dalam meningkatkan pemahaman moderasi beragama siswa sebagai bentuk dukungan terhadap pemerintah dalam membentengi paham radikalisme di sekolah.

Remaja dan Radikalisme

Usia remaja dapat dikatakan sebagi masa-masa transisi atau peralihan antara usia kanak-kanak ke dewasa. Pada masa transisi dari masa kanak-kanak ke dewasa dimana pada tahapan ini bisa mempengaruhi tahapan perkembangan selanjutnya. Masa transisi ini dapat menimbulkan kecenderungan perilaku menyimpang karena pada masa ini kematangan emosional individu belum sepenuhnya matang, artinya belum sepenuhnya bisa mengendalikan perubahan emosi dan perilaku yang dialami (Utami & Erfahmi, 2020). Jahja (2011) menjelaskan bahwa lemahnya kematangan emosional pada masa transisi ini ditandai dengan sikap intoleran, meniru secara mentah-mentah terhadap perilaku teman sebayanya, kurang bisa mengendalikan diri dari amarah dan permusuhan, serta menerima kebenaran secara otoriter. Hal inilah yang dapat memicu munculnya radikalisme dikalangan usia remaja.

Aksi-aksi radikalisme yang sering kali terjadi dilingkungan sekitar kita, mangatasnamakan agama sebagai pemicunya, terutama agama Islam. Pemahaman yang dangkal mengenai “jihad” perjuangan dalam Islam sering kali disalah artikan oleh kelompok radikal untuk menyebarkannya ke masyarakat terutama generasi muda seperti pelajar SMA sederajat. Jiwa-jiwa muda penuh gejolak akan rasa keingintahuan tinggi, pencarian jadi diri, pengakuan serta terbatasnya pemahaman beragama yang dimiliki, tentunya pelajar ini menjadi sasaran potensial untuk masuknya radikal dalam membujuk, mempengaruhi generasi muda untuk

bergabung berjihad (Dirjen Pendis Kemenag, 2019). Hasil survey Lembaga Kajian Islam dan Perdamaian (LaKIP) Oktober 2010-Januari 2011 menyebutkan hampir 50% pelajar setuju tindakan radikal. Farcha Chiciek (2008) menyebutkan sejumlah Rohis di sekolah SMU menjadi tumbuhnya paham-paham radikal di Indonesia (Dirjen Kementrian Agama, 2019:50). Riset terbaru tahun ini yang dilakukan oleh PKM UPI (Juni-Agustus 2021) menyebutkan terdapat 44 siswa dari 100 siswa di Kota Bandung yang sudah teridentifikasi paham radikal yaitu 35% radikal secara agama, 16% radikal ISIS dan Al-Qoida, 15% Islam garis keras, 4% radikal secara idiologi dan 2% radikal kriminal bersenjata  Temuan di atas menunjukkan sebagian generasi muda sudah mulai terindikasi paham radikalisme. 

Oleh sebab itu, Kementrian Agama sebagai leading sector moderasi beragama terus berupaya dalam penguatan nilai karakter moderat melalui jalur pendidikan. Sejumlah madrasah di Nusa Tenggara, Jawa dan Kalimantan dijadikan sebagai percontohan proyek implementasi moderasi beragama di sekolah. Institusi pendidikan sebagai tempat bernaung utama generasi muda seharusnya tidak hanya mentransfer pengetahuan, tetapi juga mentransfer karakter yang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila. Moderasi beragama merupakan cara pandang dalam beragama secara moderat, memahami dan mengamalkan ajaran agama dengan tidak ekstrem.

 Pentingnya pemahaman moderasi beragama dalam dunia pendidikan tentunya dibutuhkan pengkontrolan terhadap kurikulum dan tenaga pendidik. Edukasi mengenai pemahaman moderasi beragama terhadap siswa dapat diintegrasikan dengan mata pelajaran, seperti Mata Pelajaran PAI ataupun kegiatan ekstrakulikuler terkait organisasi keagaman. Pemilihan penggunaan media edukasi yang tepat sesuai karakter siswa diperlukan untuk menunjang penyampaian informasi edukatif, seperti penggunaan booklet.

Dapatkan Bukunya Sekarang Juga!

DAFTAR ISI

Daftar Isi 1
Daftar Isi 2

Spesifikasi Buku

Cetakan I Juni 2023 ;  134 hlm, ukuran 15,5 x 23 cm, kertas isi Bookpaper 57,5 gram, hitam putih, kertas cover ivory 230 gram full colour, jilid lem panas (soft cover) dan shrink bungkus plastik.

Harga Buku

Sebelum melakukan pembayaran, cek ketersediaan stock kepada admin. Jika buku out of stock pengiriman membutuhkan waktu – 3 hari setelah pembayaran.

Rp 100.000

Rp 96,000

Tentang Penulis

Anista Ika Surachman, M.Pd.

Anista Ika Surachman, lahir di Purworejo, lulus S2 Program Studi Penelitian dan Evaluasi Pendidikan Program Pascasarjana UNY dan mendapatkan gelar Magister Pendidikan di tahun 2014. Mulai 2017 aktif sebagai dosen tetap di Sekolah Tinggi Agama Islam Pati pada Program Studi Pendidikan Agama Islam (PAI)