MINORITAS SEBAGAI ISU HUBUNGAN INTERNASIONAL

Komisi Nasional (KOMNAS) HAM Indonesia, merumuskan Isu monoritas dengan tetap mengingat tidak mudah untuk membuat definisi tersebut dan juga tidak sederhana resiko yang mungkin terjadi jika definisi dibuat secara sembarangan.  Caranya,  definisi tersebut sekurang-kurangnya dapat menyebutkan unsur-unsurnya saja. Kata-kata kunci yang harus dipertimbangkan adalah: “secara leksikal, istilah ‘minoritas’ dapat dipahami secara numerik yaitu sebagai populasi yang jumlahnya lebih sedikit dari sebuah jumlah populasi yang lebih besar secara keseluruhan (di tingkat nasional). Tapi minoritas juga dapat dilihat dalam hal pengaruh, yaitu tidak dominan, dan mendapat perlakuan yang merugikan atau berada dalam situasi yang tidak diuntungkan dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Artinya, walau secara numerik (jumlah) mereka relative besar namun tatkala peran sosial-politik mereka sangat pinggiran maka mereka juga bisa dimasukkan sebagai Minoritas.

   Mengingat tidak mudah untuk membuat membuat definisi tersebut dan juga tidak sederhana resiko yang mungkin terjadi jika definisi dibuat secara sembarang, maka penyusunan definisi tersebut sekurang-kurangnya dapat menyebutkan unsur–unsurnya saja, dengan mempertimbangkan hal-hal utama yang menjadi kata kuncinya, antara lain: Tulisan ini hendak memotret persoalan hak-hak kelompok minoritas secara lebih terperinci berdasarkan konteks sejarah, pengalaman, dan kerentanan yang dialami.

Lantas, siapa saja Minoritas yang akan dikaji pada buku ini? Berkenaan hingga kini belum ada batasan baku mengenai Minoritas, maka pada bagian awal akan kita sampaikan dinamika perkembangan batasan (kriteria) Minoritas dari waktu ke waktu. Setelah itu, pada buku ini kita menggunakan   definisi Minoritas dengan ruang lingkup seluas-luasnya. Setelah itu barulah kita sampaikan pentingnya memahami Minoritas dengan sudut pandang Indonesia (Indonesia Perspective on Minorities).

Minoritas merupakan isu yang penting dibahas dalam kajian ilmu sosial termasuk dalam kajian Ilmu Hubungan Internasional. Hal ini karena aspek minoritas berhubungan langsung dengan pembangunan kondisi sosial politik terutama terkait dengan konsep keamanan manusiawi yang menjadi salahsatu perhatian penting dari Persatuan Bangsa- Bangsa dalam upaya pembangunan manusia berkelanjutan.

Minoritas merupakan kelompok masyarakat yang posisinya rentan baik karena realitas maupun karena prasangaka etnis, warna kulit, agama, jenis kelamin, orientasi sosial, orientasi budaya, orientasi-politik, bentuk fisik, disabilitas, orientasi seksual, korban bencana alam dan bencana kemanusiaan, hingga komunitas yang tempat tinggalnya terpencil, dll. Penting pula mengkaji tantangan minoritas di era kontemporer tahun 2020-an yang terdampak berbagai guncangan global : 4 / quarta-disruption yaitu Revolusi Industri 4.0 (Digital); Pandemi Covid- 2019; Invasi Rusia ke Ukraina 2022 yang menyebabkan terjadinya krisis pangan dan energy serta ancaman resesim ekonomi global.

Dalam perspektif Indonesia terdapat beberapa studi Minoritas yang di negara maju (semisal Amerika Serikat) sudah manjadi kajian serius, namun di Indonesia belum menjadi arus utama, misalnya Minoritas berbasis katagori Minoritas Perkotaan (Urban Minority), Minoritas Perdesaan (Rural Minority), usia (aging), Middleman Minorities serta LGBTQ. Buku ini disusun dengan tujuan untuk memajukan semangat saling memahami, menghormati keanekaragaman dan menciptakan perdamaian (Bhineka Tunggal Ika, Unity in the Diversity, Respect and enjoy our Diversity). Kedepan, untuk memperluas penyebaran gagasan, edisi berbahasa Indonesia ini dikembangkan ke versi bahasa Inggris dan ditambah perbandingan Perspektif Indonesia – Malaysia. Karena itu, buku ini penting dibaca oleh para pengkaji hubungan internasional, Sosiologi, Antropologi maupun pegiat keamanan manusia (human security).