Meniti Tangga Menuju Guru Seutuhnya

Buku ini berkisah tentang usaha, tantangan, dan perjuangan penulis sejak masa kecil, masa sekolah, masa-masa awal menjadi pendidik, hingga dipercaya sebagai tim penilai Pengembangan Profesi Jabatan Guru, sekaligus sebagai kordinator Penetapan Angka Kredit (PAK) guru Provinsi NTB.

Meniti Tangga Menuju Guru Seutuhnya

Keberhasilan seseorang tidak ditentukan oleh tempat di mana seseorang dilahirkan, tidak pula ditentukan oleh siapa yang melahirkannya. Keberhasilan ditentukan oleh potensi yang dibawa, faktor pendorong, serta lingkungan yang mempengaruhi.

Dalam Al-Qur’an, Allah SWT telah berfirman yang terjemahannya “…dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun dan Dia memberimu pendengaran, penglihatan dan hati nurani, agar kamu bersyukur.” (An Nahl ayat 78).

Lahir dari Keluarga Sederhana

Saya dilahirkan di sebuah desa kecil di pelosok Kabupaten Bima. Dilahirkan oleh orang tua yang sangat sederhana. Untuk kehidupannya hanya mengandalkan hasil pertanian seadanya. Lahan sawah pertanianpun tidak terlalu luas.

Manusia perlu mengoptimalkan secara maksimal potensi-potensi yang dibekalkan oleh Allah SWT kepadanya. Diperlukan pula kegigihan dalam mendapatkan ilmu pengetahuan untuk menggapai harapan dan cita-cita. Selain itu mutlak diperlukan dorongan dan pengaruh orang-orang terkasih, serta doa-doa tulus yang selalu dipanjatkan.

Perhatian dari Orang-Orang Terdekat

Orang tua dan tante sangat berpengaruh besar terhadap kelangsungan dan kelanjutan pendidikan saya. Selain itu saya juga mampu mengoptimalkan potensi yang Allah SWT berikan ketika dilahirkan seperti yang difirmankan dalam surat An Nahl ayat 78 di atas.

Bekerja untuk Membeli Perlengkapan Sekolah

Semasa kecil, ketika ekonomi orang tua saya memburuk, saya harus menjual kayu bakar untuk membeli buku, agar sekolah tidak terputus. Hal ini saya lakukan ketika memasuki tahun ajaran baru kelas II SMP tahun 1970.

Belajar di manapun dan kapanpun

Pada tahun-tahun pertama masuk Sekolah Pendidikan Guru (SPG), saya kurang fokus, bahkan tidak pernah belajar, sehingga nilai yang saya dapatkan sangat buruk. Untuk menyelesaikan pendidikan pada SPG tersebut, saya harus berjuang walau harus belajar di sawah.

Saya memiliki prinsip dimana belajar itu tidak mesti duduk di kursi dan ada meja belajar, serta lampu penerang yang cukup. Karena tempat yang nyaman bukan jaminan utama untuk meraih prestasi yang baik.

Proses belajar saya tidak serta merta berhenti sesudah menjadi guru PNS. Walau sudah 3 tahun menjadi guru, saya melanjutkan pendidikan pada IKIP Mataram. Jarak tempuh yang cukup jauh dan biaya yang dikeluarkan cukup banyak, bukanlah menjadi faktor penghambat. Sebelum masuk kuliah, saya sudah mengikuti Penataran Tertulis Jarak Jauh Tipe A Bandung.

Saya masuk kuliah di tahun 1978, dan Ijazah Sarjana Mudapun saya raih tahun 1983. Saya terus berkeinginan untuk meraih gelar sarjana penuh (waktu itu IKIP Mataram belum ada S1). Maka, di tahun 1985 saya lanjutkan untuk meraih gelar sarjana hingga pada tahun 1988 gelar sarjana tersebut dapat saya raih.

Mengabdikan Diri Sebagai Guru

Ilmu pengetahuan yang diperoleh selalu saya aplikasikan dalam melaksanakan tugas sebagai guru. Tujuan utama saya mencari ilmu adalah dalam upaya memperbaiki proses pembelajaran yang telah saya lakukan, dengan harapan Allah SWT akan meridhoinya.

Untuk merealisasikan ilmu yang telah saya peroleh, saya mencoba mengaplikasikan learning by doing yang dikemukakan oleh John Dewey seorang filsuf Amerika, dengan semboyan yang saya gunakan adalah Bermain Untuk Belajar. Pada saat itu kebanyakan guru lain menterjemahkan istilah learning by doing tersebut dengan belajar sambil bermain.

Ada keyakinan yang melekat yang menjadi acuan saya, bahwa Allah SWT akan meninggikan derajat orang-orang yang berilmu, sebagaimana yang Allah SWT firmankan dalam surat Al-Mujadalah ayat 58. Ayat ini menjelaskan keutamaan orang beriman dan berilmu pengetahuan. Besarnya gaji bisa saja sama namun beda nilai barokahnya.

Tidak puas sampai pada gelar sarjana yang saya peroleh, maka saya upayakan dengan mengikuti berbagai diklat dan penataran mulai dari tingkat kecamatan hingga ke tingkat nasional. Baik yang berhubungan langsung dengan tugas sebagai guru maupun yang tidak.

Menjadi Guru Inovatif

Beberapa mainan edukasi atau alat pembelajaran saya ciptakan, untuk mendukung semboyan diri, bermain untuk belajar sebagai dampak dari pengetahuan yang saya dapatkan. Setahap demi setahap prestasi dapat saya raih. Dan setumpuk penghargaan juga telah saya dapatkan.

Kepercayaanpun mulai berpihak pada saya, dimulai dari guru pemandu bidang studi, penatar tingkat kecamatan, penatar tingkat kabupaten, penatar tingkat provinsi, bahkan menjadi penatar tingkat nasional.

Di antara sekian banyak prestasi yang saya raih, yang paling berkesan adalah ditunjuk menjadi tim penilai Pengembangan Profesi Jabatan Guru, sekaligus sebagai koordinator Penetapan Angka Kredit (PAK) guru Provinsi NTB.

Sementara untuk piagam penghargaan yang pernah saya raih adalah penghargaan yang diberikan oleh Bapak Gubernur dalam kaitannya dengan karya penciptaan Teknologi Tepat Guna dalam Bidang Pendidikan. Tahun 2003 saya memperoleh 3 penghargaan dan tahun 2004 saya menerima 2 penghargaan lagi. Selain prestasi dan penghargaan, saya juga memperoleh Hak Cipta atas karya-karya saya dalam bidang media pembelajaran.

Kenaikan pangkat dan golongan yang sulit digapai oleh guru-guru berhasil saya torehkan. Golongan IV.b saya raih tahun 2005 dan Golongan IV.c saya raih tahun 2009. Alhamdulillah saya bisa meraih pangkat penghargaan IV.d diakhir masa tugas.

Tetap Mengutamakan Keluarga dan Dekat Dengan Masyarakat

Pendidikan anak-anak saya di rumah menjadi prioritas pertama dan utama. Walau pada awalnya dengan tingkat penghasilan yang terbatas, namun kebutuhan dan fasilitas pendukung proses belajar mereka dapat saya penuhi. Hal yang luar biasa bagi saya adalah mampu menyekolahkan putra dan putri saya pada sekolah-sekolah favorit hingga mereka dapat lulus dari universitas terkemuka.

Dalam kehidupan kemasyarakatanpun saya dipercaya sebagai pengurus RT, pengurus lingkungan, dan juga menjadi pengurus masjid. Selain itu, saya juga memotori gerakan sholat subuh berjama’ah di masjid. Di rumahpun saya menyediakan terapi sehat dengan minum “Sari Parongge”, minuman gratis yang saya racik dari ramuan daun kelor.

 

(Drs. H. Sjiradjuddin Ahmad dalam pengantar bukunya)

Dapatkan Bukunya Sekarang Juga!

Kata Mereka tentang Buku Ini

"Isi buku ini berkisah tentang usaha, tantangan, dan perjuangan penulis sejak masa kecil, masa sekolah, masa-masa awal menjadi pendidik, serta suka-dukanya menjalani proses belajar dan berkembang menjadi seorang guru/pendidik yang hebat, hingga masa pensiun dan keharmonisan keluarga"
A. wahab Jufri-kotak
A Wahab Jufri
Prof. Bidang Pend. Biologi FKIP
Universitas Mataram
"Buku yang ada di hadapan pembaca ini berisi gagasan-gagasan inspiratif dan brilian yang akan membuka cakrawala berpikir bagi siapapun, terutama bagi guru sebagai tumpuan kecerdasan masa depan bangsa. Bagi seorang guru, mengajar tidak hanya sebatas menggugurkan suatu kewajiban, tetapi mengajar adalah memberi dengan sepenuh hati hingga menghadirkan suatu karya dan prestasi yang abadi.”
H. Arsyad Gani-kotak
Dr. H. Asyad
Abd. Gani, M.Pd
Rektor Universitas Muhammadiyah Mataram
"Buku Biografi yang telah mengungkap perjalanan karier Pak Siraj ini akan memberikan inspirasi bagi para guru dan tenaga kependidikan, generasi penerus Pak Siraj, bagaimana segala usaha dikerahkan untuk memajukan pendidikan. Selamat menginspirasi Pak Siraj, dan terimakasih telah menyambung silaturahmi sampai sekarang"
ibu ganun-kotak
Ganung Anggraeni
Dosen PGSD, Universitas PGRI Yogyakarta
"Pandai membaca dan pintar menulis, sudah dibuktikan oleh Bapak. Drs. Siradjuddin Ahmad, satu orang dari sekian banyak Guru/ Kepala Sekolah yang ada. Karya-karya beliau sudah banyak dan baik sekali, salah satunya karya yang berjudul “Meniti Tangga Menuju Guru Seutuhnya”. Sangat baik agar Bapak/Ibu Guru berkesempatan pada membaca dan menjadikan salah satu referensi karya yang baik ini.”
bapak sahnan-kotak
Drs. Sahnan, M.Pd
Kepala Cabang Dinas Lombok Barat, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan NTB
“Menulis itu perlu keberanian. Apalagi bila isinya tentang perjalanan hidup si penulis. Guru SD ini, yang dengan kokoh mengikuti prinsipnya “Bermain Untuk Belajar dan Kebebasan Belajar” berhasil menciptakan berbagai media pembelajaran matematika. Lima permainan pembelajarannya itu bahkan telah memperoleh hak cipta. Menurutku, penulis merupakan sosok panutan guru penerap belajar sepanjang hayat. Kemauan dan kemampuannya untuk membelajarkan diri, menjadikanya dipercaya sebagai tim penilai Pengembangan Profesi Jabatan Guru, sekaligus sebagai kordinator Penetapan Angka Kredit (PAK) guru Provinsi NTB.”
Suhardjono-koottak
Suhardjono

DAFTAR ISI

Bab 1

Masa Kecil (Desaku yang Kucinta, Indahnya Desa Lido, Keluarga Sederhana, Masa Kecil di Sawah, Nasihat Tanteku: Sekolah yang Tinggi, Harus Sholat)

Bab 2

Masa Sekolah (Sekolah Rakyat, Sekolahku Terbakar, Sekolah Menengah Pertama, Jika Musim Garoso (Serikaya), Pulang Sekolah, Truk Lewat, Bekal Makan Siang Disimpan di Kebun, Jual Kayu Bakar)

Bab 3

Mulai Meraih Prestasi (Saat di SMP Cenggu, Sekolah Pendidikan Guru Negeri Bima, Awal yang Tidak Mudah, Senang Membaca Membawa Kemajuan)

Bab 4

Indahnya Jadi Guru SD (Awal Manis sebagai Guru, Menjadi Guru PNS, Berpindah Tugas, Bangga Mengajar Sambil Kuliah, Menyusun Skripsi Tercepat, Lulus Sarjana Muda Relatif Cepat, Penataran P4, dst.)

Bab 5

Indahnya Jadi Guru yang Diberi Tugas Tambahan Sebagai Kepala Sekolah (Impian Panjang, Teknik Jitu, BP3 Minta Tambahan Program, Sekolahku Mulai Dilirik Warga, Oh Lala… Guru Penjaskesku, Menghadirkan Pengawas, Piagam Penghargaan Terpahitku, Diklat Guru Matematika, dst.)

Bab 6

Indahnya Jabatan Fungsional Pengawas (Kenaikan Pangkat Tersandung, Diklat Pengawas dan Kepala Sekolah, EDS dan MSPD, Asesor Akreditasi Sekolah, Peningkatan Kemampuan Tim Penilai, Workshop Penyusunan Soal, Peningkatan Mutu Pembelajaran, dst.)

Bab 7

Mainan Edukasi (Kodok Ajaib, Arena Kuda Loncat Bilangan, Dekak-Dekak Rolling, Perangkat Pembinaan Perkalian, Dering Telepon Tiada Henti, Penelitian Sederhana, Rekomendasi, Menggagas Laboratorium Matematika, dst.)

Bab 8

Perempuan Hebat (Skenario Allah, Bangga dengan Pendidikan Anak Saya, Di Mata Masyarakat, Terapi Sehat, Gerakan Subuh Berjama’ah di Masjid, Kekerabatan dengan Prof. Suharjono, Kekerabatan dengan P4TK Matematika)

Spesifikasi Buku

Cetakan II Oktober 2020; xxvi + 182 hlm, ukuran 14 x 20 cm, kertas isi Bookpaper 57,5 gram hitam putih, kertas cover ivory 230 gram full colour, jilid lem panas (soft cover) dan shrink bungkus plastik.

Harga Buku

Buku sudah tersedia untuk pembelian mendapat diskon 20% belum termasuk ongkos kirim

Rp100.000

Rp80.000

Tentang Penulis

Drs. H. Sjiradjuddin Ahmad

Penulis merupakan sosok yang mempunyai Kemauan dan kemampuan untuk membelajarkan diri. Mulai dari guru kemudian menjadi kepala sekolah SD, lalu menjadi Pengawas TK/SD. Dipercaya sebagai tim penilai Pengembangan Profesi Jabatan Guru, sekaligus sebagai kordinator Penetapan Angka Kredit (PAK) guru Provinsi NTB. Ia berhasil meraih pangkat penghargaan IV/d diakhir masa pensiunnya.