MEMOAR PERJUANGAN FATAYAT Jejak Khidmah Perempuan-Perempuan Penjaga Nyala Cahaya di Negeri Karst

membaca buku ini akan menemukan berbagai perspektif kisah perjuangan yang mengetuk nurani, menumbuhkan semangat
berkhidmah di Tengah berbagai aktivitas yang tak henti kita lalui sepanjang rentang napas.

Ber-Fatayat, Menjadi Perempuan Berdaya

Imaji tentang Perempuan Fatayat di pedesaan (baca: ranting), Pimpinan Anak Cabang, (PAC) hingga
Pimpinan Cabang (PC) di bentang karst tidak lagi identik dengan perempuan yang statis dan pasif. Negeri Karst, menjelma sapaan kesayangan di buku ini untuk Kabupaten Gunungkidul, sebuah wilayah yang dominan dengan kondisi geografis berupa deretan batu yang instagramable. Dalam kisah historisnya, Gunungkidul berarti adalah gunung yang berlokasi di wilayah selatan. Secara geografis,
Gunungkidul berada di bagian selatan Pegunungan Sewu. Sejak tahun 2015, Bentang Karst Gunungkidul dikukuhkan menjadi Gunung Sewu UNESCO Global Geopark dalam simposium di Jepang. Bentang karst di Gunungkidul inilah, yang melatari sebutan sayang sebagaimana dijumpai pada sub judul.

Perempuan muda yang tergabung dalam organisasi Fatayat di Gunungkidul mencerminkan
perempuan muslim yang moderat dan bersahabat. Di Gunungkidul, perempuan muda yang tergabung
dalam Fatayat telah meninggalkan jejak perjuangan dan kiprah di dalam masyarakat. Fatayat tidak hanya merespons isu-isu mengenai permberdayaan perempuan, melainkan juga menangani darurat
kesehatan mental, pernikahan dini, hingga keseimbangan antara pekerjaan dan keluarga (work
and family balance). Yang sangat kentara, perempuan muda Fatayat mulai dari PC hingga ranting telah
menunjukkan semangat berkhidmah dalam keterbatasan waktu, jangkauan tenaga, bahkan
materi. Semangat khidmah dan rasa Ikhlas tercermin dalam kisah-kisah yang dituliskan oleh para penulis buku ini.

Menuliskan kisah perjuangan berdirinya Fatayat baik dalam konteks kabupaten, kapanewon, dan
kalurahan bukanlah hal yang mudah. Barangkali, banyak yang mampu menuturkan dengan lisan,
namun blank Ketika harus menuliskannya. Oleh karena itu, menghimpun kisah, kiprah, dan menemukan
hikmah pada tiap langkah perjuangan perempuan muda dalam berFatayat menjadi hal yang luar biasa.
Kisah-kisah inilah yang akan menjadi kenangan dan Pelajaran bagi kader-kader dalam dimensi masa kini dan masa depan.

Para penulis dalam buku ini telah mencoba untuk menjadi kader terbaik, dengan cara menuliskan kesaksian atas peristiwa yang menjadi histori penting dalam perjuangan Fatayat. Mengalami, memahami, dan menuliskan. Tiga laku ini menjadi paket lengkap dalam diri para penulis. Para penulis membidik kesaksian atas perjuangan Fatayat di daerahnya, dan menuliskannya dengan perspektif subjektif mereka. Selamat! Betapa beruntung penulis dan sekaligus para pembaca. Alhasil, membaca buku ini akan menemukan berbagai perspektif kisah perjuangan yang mengetuk nurani, menumbuhkan semangat berkhidmah di Tengah berbagai aktivitas yang tak henti kita lalui sepanjang rentang napas. 

Dalam proses penyusunan buku ini, tentu penyelarasan bahasa menjadi pekerjaan yang tak
tampak, karena ia adalah kerja kognitif dan mental. Namun, kami beruntung karena menyunting kisah
perjuangan berarti memberi kesempatan pada editor untuk menjadi pembaca pertama yang terlibat dalam pengalaman batin para penulis. Penyelarasan judul dan tulisan hanyalah sekedar upaya kami untuk mengajak pembaca menuju ruang menyimak yang lebih tertata, namun tak menggeser kisah esensinya. Kiranya, pembaca lebih mudah untuk menikmati dan mencerna sehingga kisah-kisah yang dituturkan mudah mendapatkan kesan mendalam.

Dapatkan Bukunya Sekarang Juga!

DAFTAR ISI

Daftar Isi 1
Daftar Isi 2
Daftar Isi 3
Daftar Isi 1
Daftar Isi 2
Slider Caption

Spesifikasi Buku

Cetakan I, April 2025;  162 hlm, ukuran 14 x 20 cm, kertas isi Bookpaper hitam putih, kertas cover ivory 230 gram full colour, jilid lem panas (soft cover) dan shrink bungkus plastik.

Harga Buku

Sebelum melakukan pembayaran, cek ketersediaan stock kepada admin. Jika buku out of stock pengiriman membutuhkan waktu – 3 hari setelah pembayaran.

Rp 100.000

Rp 84,700

Tentang Penulis

Ine Wulandari

alumni Magister Sastra UGM (2022) dan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah UIN Sunan Kalijaga (2018). Selain aktif di Sanggar Belajar dan Taman Baca S3: Suluk Selawat Salam sebagai pendiri, ia juga mengajar Seni Budaya di SMP Sunan Averroes Berbah, Sleman. Beberapa buku yang sudah ia tulis, antara lain, adalah Politik Pendidikan dalam Era Baru Pemerintahan (2015), Demonstrasi Sastra Keluarga T(j) inta (2017), Semarang, Sang Pewaris Kisah (2017); Jejak- Jejak Pengabdian: Geliat Literasi Sleman (2018), Antologi Fabel#4 Karakter Baik untuk Anak: Tiga Kata Ajaib (2019), Demokr(e)asi Diksi (2020). antologi cerpen: Setan pun Berbuat Dosa (2021), antologi puisi: Aksioma (2021), Bookchapter: Menelusuri Persubjekan (2021), dan kumpulan cerita anak: Prize for You: Window of Wonder (2022). Artikel yang ia tulis di antaranya, adalah “Bentuk-Bentuk Pendisiplinan Tubuh Perempuan dalam Cerpen ‘Pengincar Perempuan Tuantu’ Karya Feby Indirani” (2021); “How the Subaltern Speaks in Iksaka Banu’s ‘Di Ujung Belati’: A Postcolonial Study” (2022), dan “Budaya Dayak dan Unsur-Unsur Magis 140 Memoar Perjuangan Fatayat dalam Novel Kembang Gunung Purei Karya Lan Fang” (2022). Perempuan kelahiran 10 September 1995 ini menyukai hal-hal baru, unik, dan penuh tantangan. Ia terus berupaya untuk menjadi pembelajar di mana saja dan dari siapa saja. Ine dapat dihubungi melalui @wulandariinew.

Asmiyati

penulis mengabdi sebagai tenaga pendidik di Raudhatul Athfal Masyithoh Mulusan. Penulis menempuh pendidikan SI Pendidikan
Agama Islam di Kampus Sekolah Tinggi Agama Islam Yogyakarta pada tahun 2013. Hobi menulis sudah di tekuni sejak menempuh pendidikan SMK, akan tetapi hanya sebatas untuk koleksi pribadi. Penulis juga aktif dalam organisasi Fatayat. Saat ini, penulis menjadi ketua Pimpinan Ranting Mulusan, Kapanewon Paliyan.

Arum Setyaningsih,

Saat ini penulis bekerja sebagai guru di MTsN 4 Gunungkidul. Istri Muh.Penulis pernah menjadi ketua PAC Fatayat NU Playen masa khidmat 2012 – 2016. Pengalaman berorganisai memberikan pengalaman banyak tentang memahami karakter orang lain dan berkolaborasi dalam menyelesaikan suatu masalah. Penulis juga aktif dalam beberapa kegiatan menulis bareng (nubar), diantaranya Haru Biru ASN Kemenag, Tersekat, Ayah, Tumbuh dan Berkembang, Menyingkap Nilai-Nilai Kearifan Lokal Yang Tersembunyi di Balik Keindahan Panorama Gunungkidul dan lain-lain.

Rika Yuni Rahmawati

Penulis memulai belajar di MI YAPPI Kedungwanglu (1997–2003), kemudian melanjutkan ke MTSN Banyusoco (2003– 2006). Penulis lalu menempuh pendidikan di SMAN 2 Wonosari. Pada tahun 2009, penulis melanjutkan studi di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta pada Program Studi Keuangan Islam. Penulis bergabung menjadi anggota Fatayat Pengurus Anak Cabang Fatayat Nahdhatul Ulama Kapanewon Saptosari sejak tahun 2018.

Annisa Nur Rahman

Membaca buku merupakan hobi yang sudah ia lakukan sejak SD. Namun, setelah selesai kuliah tidak hanya aktif membaca buku ia juga aktif mereview buku-buku yang sudah dibaca. Hal yang saat ini ia terapkan adalah satu bulan satu buku. Beberapa genre buku
yang menjadi ketertarikannya yaitu buku psikologi, self improvment, feminisme, dan sastra. Selain membaca dan mereview buku, ia juga aktif menulis. Tulisannya kerap ia bagikan di akun instagram pribadinya.

Nita Melania

Ia merupakan salah satu tenaga pendidik di salah satu Sekolah Dasar (SD) di Kapanewon Ponjong. Ia cukup aktif di organisasi Fatayat Kapanewon Ponjong sebagai sekretaris.

Fitriyatun

Penulis mengabdi sebagai guru SD, tepatnya di SDN Karangmojo I. Kini, penulis kian tertarik dalam dunia kepenulisan.

Sutanti

Ketua PAC Fatayaat Girisubo. Selain itu, ia mengemban Amanah sebagai anggota Pokja 3 PKK Kapanewon Girisubo, Sekretaris PKK Kalurahan Nglindur, dan Sekretaris Pergunu Girisubo.

Nain Nurlatifah

Runi Ritanti

Suratmini

Penulis mengabdikan diri di beberapa madrasah swasta. Saat ini, ia tengah mengabdikan diri sebagai tenaga pendidik di MIN 8 Gunungkidul. Pengalaman organisasi Fatayat dimulai di Kapanewon Ngawen sejak tahun 2017 sebagai sekretaris dan kemudian sebagai ketua Fatayat masa periode 2023- 2027.

Widayati

seorang guru di Madrasah Ibtidaiyah YAPPI Badongan. Penulis sudah bekerja selama kurang lebih 18 tahun. Selain menjadi guru, ia kadang juga terjun dalam dunia politik sebagai penyelenggara pemilu dari PPK dan Panwaslucam. Penulis adalah ketua Fatayat Semin 2023-2027. Penulis pernah mengabdi sebagai Panwaslucam Kapanewon Semin untuk Pemilu 2024 dan Pilkada 2024.

Annisa Nurnastiti

Ia suka menulis cerita dan gemar berimajinasi. Selain itu, ia juga suka menulis motivasi karena butuh dimtovasi. Nisa pernah menulis buku yang berjudul “Chargerku.”

Astutik

menyelesaikan studi di IAIN Sunan Kalijaga menempuh jurusan Ilmu Pepustakaan dan Informasi Islam tahun 2004 dan Pendidikan Strata di STAIYO Wonosari tahun 2008. Sekarang, mengajar di Madrasah Ibtidaiyah YAPPI Kedungwanglu. Penulis juga ikut berpartisipasi sebagai pengurus PAC Playen Bidang Hukum dan Advokasi.

Sri Rejeki Wahyuningsih,

Penulis bekerja di MTs YAPPI Dengok dan MST Darul Qur an Wonosari. Karya yang dihasilkan berupa karya Solo dan Antologi. Karya Solo 4 tahun terakhir antara lain, Cerita Misteri 6 Guru (Majas: 2018), Anak Kijang yang Bandel dan Dongeng Fabel Lainnya (2019), Cara Mudah Belajar Menggambar Ilustrasi Kartun dan Dekoratif untuk Pemula (2021,), Sejarah Kalurahan Jetis (2022), Piweling Akasa Mring Bawana (2023).

Lindra Pujilestari

Ia merupakan seorang guru Bahasa Jawa yang juga aktif mengikuti berbagai organisasi salah satunya adalah Fatayat NU Ranting Bleberan. Bersosialisasi dan berinteraksi dengan banyak orang merupakan hobi yang menarik baginya, karena bersosialisasi merupakan wujud seni dalam berkomunikasi dan mampu menyampaikan gagasan dan menyambung ukhuwah dengan sesama.

Nafisatus Sholihah

Tri mulatsari

Penulis bekerja di Pemerintah Kalurahan Siraman selaku Carik (Sekretaris Desa). Selama ini, penulis merasa belum melakukan hal apapun untuk NU, padahal sejak lahir berada di lingkungan NU. Ayahandanya pernah aktif menjadi anggota Ansor di Siraman. Meski bukan profesional, penulis ingin meninggalkan jejak bangkitnya PR Fatayat NU Kalurahan Siraman setelah bertahun-tahun vakum

Qurrota Akyun

Penulis menempuh pendidikan S1 Ilmu Komunikasi di UIN Sunan Kalijaga pada tahun 2014. Penulis gemar menggambar dan menulis cerita komik yang diunggah di akun pribadi. Penulis juga aktif dalam organisasi Fatayat, saat ini menjadi ketua Pimpinan Ranting Ngleri Kapanewon Playen.