Lima Bidadari yang tak Terusir

Salam cinta teruntuk para pembaca di manapun kalian berada. Tak ada kalimat pertama yang layak diucap selain puji syukur kehadirat Allah Azza Wajalla. Sholawat serta salam teruntuk baginda Rasulillah, pembawa syafaat penebar manfaat.
Novel Lima Bidadari yang tak Terusir jilid 2 merupakan kelanjutan dari novel Lima Bidadari yang terusir jilid 1. Novel ini menggabungkan puzzle-puzzle cerita yang masih terserak-serak di jilid pertama di mana kisahnya masih dirasa ambigu dan berakhir gantung penuh tunggu.
Novel ini juga menjadi penjelas alur utuh cerita pada jilid pertama. Ia juga memberikan beberapa jawaban secara tersirat ataupun tersurat yang bisa dinikmati oleh pembaca dengan alur random atau alur acak/maju-mundur. Hal itu
penulis sajikan secara sengaja untuk mengajak para pembaca kembali memanggil serpih ingatan perihal kisah Lima
Bidadari yang Terusir pada jilid-1.

Ada banyak kejutan di dalam novel ini yang tidak akan pembaca temukan di jilid pertama. Pembaca akan diajak bermain roll coaster perihal kisah dua insan Ning Aina Firdausiya Nuzula Bashari dan Gus Aufa Rikza Sahab Ilyas Alawi, Sang Dokter Jantung yang kerap mendebarkan jantung kaum hawa.

Terimakasih teruntuk semua pembaca setia yang sudah rela menunggu lama perilisan novel ini. Semoga novel ini bisa
bermanfaat untuk kita semua fiddun-ya wal aakhirah Tak ada obat bagi hati yang terluka selain cinta. Tak ada bebat bagi jiwa yang merana selain cinta. Luka dalam yang terlanjur menganga, dendam kusumat yang membara, cabik darah yang mengakar sempurna tidak akan mudah dihapuskan, tidak akan mudah dihilangkan.

Mencintai, tak sesederhana memiliki. Raga mungkin saja terengkuh sempurna, namun jiwa? Bisa saja ia lari mengembara, meninggalkan sang pemilik yang durjana. Adalah aku, sosok pangeran yang tersiakan