Perkembangan industri global saat ini berlangsung sangat pesat sehingga kebutuhan akan material untuk berbagai keperluan pun semakin meningkat. Material komposit berbasis logam menjadi sangat diminati karena memiliki sifat unggul dan mudah direkayasa (Du dkk., 2020). Berbagai upaya rekayasa teknik dilakukan untuk memperoleh material komposit dengan spesifikasi terbaik. Material ringan dengan sifat yang telah dioptimalkan menjadi pilihan ideal untuk berbagai aplikasi, terutama di industri otomotif dan kedirgantaraan. Penggunaan material ringan mampu mengurangi konsumsi bahan bakar dan meningkatkan kinerja, yang berdampak pada sistem yang lebih ramah lingkungan (Gokce dkk., 2011).
Bantalan luncur (sliding bearing) merupakan elemen penting dalam sistem mesin yang berfungsi mengoptimalkan kinerja komponen bergerak atau berputar (Pratt, 1973; Simmons dkk., 2012). Salah satu jenis bantalan dengan struktur komposit adalah bimetal bearing, yang tersusun dari material komposit sebagai inti dan cangkang logam penguat. Komposisi bimetal bearing merujuk pada standar SAE J460,
yang mengizinkan penambahan unsur timbal (Pb) dalam paduan atau komposit (SAE J460, 1991). Namun, penggunaan timbal kini menjadi isu penting karena dampaknya terhadap kesehatan dan lingkungan. Berbagai pembatasan telah diberlakukan untuk mengurangi risiko tersebut.

Pembatasan konsentrasi timbal tertuang dalam dokumen RoHS 3 tahun 2015, dengan maksimum konsentrasi timbal sebesar 0,1% berat (1000 ppm) dalam aplikasi perangkat elektronik (RoHS, 2015).
Pemerintah Indonesia juga mengatur penanganan limbah berbahaya melalui PP No. 74 Tahun 2001, yang mengklasifikasikan timbal sebagai limbah B3. Selain itu, SNI 7387 Tahun 2009 menetapkan batas
cemaran timbal dalam produk pangan sebesar 0,25 mg/kg. Berbagai studi dalam bidang lingkungan dan kesehatan telah melaporkan resiko dan dampak paparan timbal. Pokorska dkk. (2018) menyatakan bahwa logam berat seperti timbal dapat diserap oleh tanaman konsumsi dan menimbulkan interaksi negatif terhadap sel tubuh. Charkiewicz & Backstrand (2020) juga melaporkan bahwa akumulasi timbal dalam tubuh dapat memicu gangguan kesehatan karena sifatnya yang sulit diekskresikan. Pada tahun 2020, Charkiewicz dkk melaporkan bahwa paparan timbal dapat terakumulasi dalam tubuh dan menimbulkan resiko penyakit dan gangguan sistem tubuh, hal ini karena timbal bersifat sulit diekskresikan (Charkiewicz & Backstrand, 2020).
Buku ini berangkat dari masalah yang cukup serius dalam dunia teknik mesin, yaitu penggunaan timbal dalam bantalan mesin. Meski efektif dari sisi teknis, timbal membawa dampak yang tidak bisa diremehkan bagi kesehatan dan lingkungan. Oleh karena itu, diperlukan penggunaan material yang lebih aman, salah satunya komposit matrik aluminium, sebagaimana yang dibahas dalam buku ini.
Komposit matrik aluminium merupakan material ringan yang memiliki banyak potensi untuk dikembangkan, terutama karena sifat dasarnya yang tahan korosi, non-magnetik, dan memiliki konduktivitas termal yang baik. Kekuatan mekanik yang dimiliki aluminium relatif rendah, dapat diatasi dengan menambahkan unsur-unsur penguat seperti magnesium, tembaga, dan grafit. Kombinasi unsur-unsur ini memungkinkan sebagai material alternatif bantalan bebas timbal yang lebih aman dan ramah lingkungan. Atas dasar itulah, buku ini disusun untuk mengeksplorasi potensi komposit aluminium sebagai solusi pengganti material berbasis timbal