Takdapat dipungkiri lagi bahwa manusia tidak dapat hidup sendirian di dunia ini. Bahwa sejak asal muasalnya sudah lebih dari seorang di dunia ini, yaitu ada Adam dan Hawa. Untuk berhubungan satu dengan yang lainnya diperlukan komunikasi, entah dalam bentuk suara dalam berbahasa seperti kita sekarang ini ataupun dalam bentuk isyarat saat kedua bahasa tidak saling dimengerti. Meskipun dalam bahasa yang sama, masih ada kemungkinan tidak saling mengerti dengan jelas karena berbeda pengertian dari apa yang dikomunikasikan oleh dua insan tersebut. 

Bisa berbeda karena kebiasaan, istilah yang dimengerti dalam suatu komunitas tertentu saja ataupun penerima informasi tidak menangkap sesuai dengan yang diharapkan oleh pemberi informasi. Berkomunikasi menjadi menyenangkan jika kedua belah pihak saling mengerti yang dimaksudkan dalam pembicaraan. Namun menjadi hal yang menyebalkan saat kedua pengertian yang disampaikan maupun yang diterima ternyata memiliki sedikit perbedaan arti. Meskipun perbedaan dianggap sedikit namun menjadi inti pembicaraan yang tak berkesudahan dengan salah paham yang semakin
melebar. 

Penulis menguraikan keterampilan berkomunikasi untuk umum ini sesuai alur pikiran pembaca. Dimulai dari pengertian berkomunikasi yang kita lakukan sehari-hari dan kemudian ke komunikasi dalam bisnis atau dalam pekerjaan. Mengerti manfaat berkomunikasi, tujuan kita berkomunikasi baik secara interpersonal maupun dalam kelompok dan seterusnya. Sehingga kita dapat mengerti kenapa kita begini dan kenapa kita begitu. 

Dengan mengerti secara sederhana kitapun akan dapat mengaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini akan membuat komunikasi akan lebih mudah dimengerti, instruksi kita mudah dijalankan para karyawan atau subordinates dalam kelompok kerja kita, sehingga kesalahpahaman akan terhindarkan. Penulis tidak berkehendak dengan berteori yang memusingkan kepala, sebaliknya justru bertujuan pembaca mudah mengamalkan dalam kehidupan nyata.

Penulis mencoba mengupas dengan bahasa Indonesia yang praktis yang dipakai sehari-hari atau biasa disebut bahasa gaul ilmiah. Meski demikian penulis masih meyakini pepatah lama yang mengatakan: “Tiada gading yang tak retak.” Oleh karena itu penulis yakin sekali buku ini tak luput dari kekurangan-kekurangan. Oleh karena itu kritik membangun selalu kami nantikan. Pembaca dapat