Pada era saat ini, sering terdengar dengan istilah, “Anak Sultan”. Ditandai dengan lahir dari anak seorang konglomerat atau artis papan atas, maka disebutlah anak sultan. Karena memang mereka telah memiliki segalanya dalam segi materi. Mobil mewah ia miliki, rumah megah ia punya, motor pun tinggal milih, mau sekolah dimana tinggal tunjuk, mau makan apa cukup ucapkan lalu tiba.

Luar biasa dalam pandangan manusia. Lalu bagaimana dengan kita yang bukan anak sultan. Yang terlahir dari keluarga sederhana bahkan ada yang dari kelas menengah ke bawah. Biasanya rasa tak percaya diri, minder, takut berkarya, takut bergerak, takut bermimpi itu dirasakan oleh kita yang bukan anak sultan. Karena sejak kecil dibiasakan dengan pikiran yang harus realistis.

Jika bermimpi terlalu tinggi dikatakannya, “Mimpi jangan tinggi-tinggi nanti kalau jatuh sakit”. Ditambah karena fasilitas yang tak memadai, akses yang sulit, serta tidak ada dorongan dari lingkungan sekitar makin terpenjaralah dalam kebodohan, kemiskinan, kesusahan dan lain-lainnya. Pada akhirnya kita tak menjadi siapa-siapa karena lingkaran yang berbahaya ini, maka dari itu saya membuat buku Jika Engkau Bukan Anak Sultan karena sejatinya walau kita bukan terlahir dari anak sultan kita tetap bisa menjadi manusia yang berhaga, manusia yang bermanfaat atau bahkan kita juga bisa menjadi sultan,
tiada yang tak mungkin.

Dan tempat terbaik untuk menjadi sultan tentunya adalah di SurgaNya, berbahagia di dunia dan sangat bahagia di akhirat. Itulah yang harusnya kita miliki dan rasakan, jangan malah sebaliknya. Sudah susah di dunia susah juga di akhirat, Naudzubillahi min dzalik.