ISLAM, REMPAH-REMPAH DAN POLITIK GLOBAL

Buku ini akan membawa Anda menelusuri kisah menakjubkan tentang bagaimana rempah-rempah, khususnya Cengkih, bukan sekadar bumbu dapur atau komoditas dagang biasa, melainkan pemicu utama perubahan geopolitik global di dunia Islam.

Pengantar Administrasi Negara dan Pemikiran Sistem

Buku ini akan membawa Anda menelusuri kisah menakjubkan tentang bagaimana rempah-rempah, khususnya Cengkih, bukan sekadar bumbu dapur atau komoditas dagang biasa, melainkan pemicu utama perubahan geopolitik global di dunia Islam. Dari kepulauan terpencil di timur jauh hingga istana-istana megah di Eropa dan Timur Tengah, aroma rempah telah membimbing penjelajahan, memicu konflik, membentuk kekaisaran, dan merajut jalinan peradaban. Narasi ini melampaui sekadar perdagangan, menyelami bagaimana komoditas berharga ini menjadi instrumen kekuatan politik, memengaruhi ekonomi, budaya, dan bahkan agama sepanjang sejarah. Sejak berabad-abad sebelum kedatangan bangsa Eropa, Maluku, terutama Ternate dan Tidore, telah menjadi pusat penghasil rempah-rempah yang tidak tertandingi di dunia. Cengkih dan Pala dari kepulauan ini menjadi incaran utama berbagai peradaban. Jauh sebelum era kolonialisme Barat, pedagang-pedagang dari Jazirah Arab telah menjalin hubungan erat dengan wilayah ini, menciptakan jaringan perdagangan yang menghubungkan Timur Jauh dengan Mediterania, Afrika, dan bahkan Eropa. Buku ini akan mengungkap bagaimana simpul perdagangan ini tidak hanya memindahkan barang, tetapi juga percaturan politik Islam, gagasan, teknologi, dan budaya, dan membangun fondasi bagi apa yang kelak akan menjadi globalisasi awal.
Dunia Islam, dengan Dinasti Keislaman yang kuat seperti Umayyah, Abbasiyah, Mamluk, hingga Utsmaniyah, dan Safavid, memainkan peran sentral dalam mengendalikan dan memajukan perdagangan rempah. Kota-kota seperti Baghdad (Abbasiyah), Kairo (Mamluk Mesir), dan Damaskus (Umayyah), Konstantinopel, yang berubah namanya Istanbul (Utsmaniyah), Mekkah, Isfahan (Safawi), Andalusia (Spanyol dan Iberia) tidak hanya menjadi sumber pengendali kekuasaan politik Islam, melainkan juga intelektual dan keagamaan, simpul perdagangan rempah yang vital. Kota-Kota ini tidak hanya berfungsi sebagai titik transit, tetapi juga sebagai inovator dalam navigasi maritim, pembiayaan perdagangan, dan bahkan dalam penggunaan rempah untuk tujuan medis dan kuliner. Bab-bab awal buku ini akan mengulas bagaimana peradaban Islam menjadi jembatan utama yang menghubungkan sumber rempah di Barat, menyingkap bagaimana dominasi maritim di Samudra Hindia oleh saudagar Arab membentuk jalur perdagangan global yang tidak terputus. Di sepanjang Jalur Samudra India beberapa pusat ekonomi rempah dan pengendali kekuasaan politik kesultanan Mughal, Gujharat, Malaka, Aceh, Cirebon, Banten, Mataram, Gresik, Makassar, Buton, Ternate, dan Tidore, Bacan, dan Jailolo. Buku ini akan memperlihatkan bagaimana kekuatan-kekuatan politik, baik dari dunia Islam maupun kemudian dari Eropa, terus-menerus bersaing untuk menguasai jalur produksi dan distribusi rempah. Persaingan ini bukan hanya soal keuntungan ekonomi, tetapi juga tentang supremasi politik. Kita akan melihat bagaimana jatuhnya Konstantinopel ke tangan Kesultanan Utsmaniyah, yang secara tidak langsung memengaruhi akses Eropa ke rempah-rempah, memicu era penjelajahan maritim yang mengubah peta dunia.
Dari penggunaan rempah-rempah di masa Yunani dan Romawi kuno, hingga masa penaklukan Arab yang mengintegrasikan perdagangan rempah ke dalam struktur ekonomi dan politik mereka, kita akan menyaksikan evolusi nilai dan si rempah. Dioscorides di abad pertama Masehi telah mencatat nilai medisnya, sementara di Konstantinopel, rempah menjadi simbol kekayaan dan status. Bab-bab selanjutnya akan menelusuri jejak rempah di Sri Lanka, kelangkaannya di Alexandria, hingga terobosan pasar Islam di abad ke-9 yang mengukuhkan posisi mereka sebagai pemain kunci. Kita juga akan mengeksplorasi secara mendalam anatomi nilai rempah termasuk Cengkih di dalamnya, mengapa rempah kecil ini bisa begitu berharga sehingga memicu petualangan dan konflik di seluruh dunia. Buku ini akan menganalisis dampak jangka panjang dari perdagangan rempah, mulai dari kontribusinya pada materia medica hingga perannya yang tidak terhindarkan dalam melahirkan kolonialisme Barat. Bagaimana rempah menjadi pendorong utama ekspansi Eropa, yang pada akhirnya menggeser dominasi kekuatan-kekuatan Islam dalam perdagangan global, akan menjadi fokus penting dalam pembahasan.

Dapatkan Bukunya Sekarang Juga!

DAFTAR ISI

Daftar Isi 1
Daftar Isi 2
Previous
Next

Spesifikasi Buku

Cetakan I, Oktober 2025;  666 hlm, ukuran 15,5 x 23 cm, kertas isi Bookpaper hitam putih, kertas cover ivory 230 gram full colour, jilid lem panas (soft cover) dan shrink bungkus plastik.

Harga Buku

Sebelum melakukan pembayaran, cek ketersediaan stock kepada admin. Jika buku out of stock pengiriman membutuhkan waktu – 3 hari setelah pembayaran.

Rp 300.000

Rp 290,000

Tentang Penulis

Dr. Aji Deni, S.Pd., M.Si.

seorang akademisi dan tokoh masyarakat yang lahir di Desa Tolonuo, Kecamatan Tobelo, Kabupaten Halmahera Utara pada 15 Desember 1975. Perjalanan hidupnya menunjukkan dedikasi yang kuat terhadap pendidikan dan pengabdian, mengukir jejak baik di ranah akademik maupun sosial. Pendidikan dasar hingga menengahnya ditempuh di kampung halaman, dimulai dari SD Inpres Tolonuo pada tahun 1987, lalu SMPN 1 Tobelo pada tahun 1990, dan SMA Muhammadiyah Tobelo pada tahun 1993. Minat awal Dr. Aji Deni pada bahasa membawanya melanjutkan studi Pendidikan Bahasa Jerman di IKIP Manado pada tahun 1993. Meskipun tidak diselesaikannya, ia kemudian beralih ke Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris Strata 1 di FKIP Universitas Khairun Ternate dan berhasil lulus pada tahun 2003. Semangat belajarnya tidak berhenti sampai di situ; ia melanjutkan studi magister di Sekolah Pascasarjana Ilmu Politik Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta pada tahun 2005, menyelesaikannya pada tahun 2007. Puncak pendidikannya adalah program doktoral di bidang Politik Islam-Ilmu Politik di Sekolah Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, di mana ia berhasil meraih gelar doktor pada September 2020. Saat ini, Dr. Aji Deni mengabdi sebagai Dosen Pascasarjana S2 Ilmu Administrasi dan Program Studi S1 Ilmu Politik di Universitas Muhammadiyah Maluku Utara (UMMU). Sejak tahun 2022, ia juga dipercaya menjabat sebagai Dekan FISIP Universitas Muhammadiyah Maluku Utara hingga tahun 2026, menunjukkan kepercayaan besar yang diberikan kepadanya dalam memimpin institusi akademik. Di luar dunia akademik, ia memiliki rekam jejak yang kaya dalam berbagai organisasi. Ia pernah menjabat sebagai Ketua Umum Senat Mahasiswa FKIP Unkhair (1998-1999) dan Ketua Umum Pimpinan Cabang Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Kabupaten Maluku Utara (1999-2000), yang menegaskan jiwa kepemimpinannya sejak muda. Keterlibatannya dalam ranah publik semakin terlihat saat ia menjadi anggota Komisi Pemilihan Umum (KPU) Provinsi Maluku Utara dari tahun 2008 hingga 2014, sebuah posisi krusial dalam menjaga integritas proses demokrasi di daerahnya. Hingga kini, ia masih aktif dalam berbagai organisasi penting, termasuk sebagai Pengurus AIPI Cabang Maluku Utara (2020-2023) dan Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Maluku Utara (2022-2027), menegaskan komitmennya yang berkelanjutan pada pengembangan ilmu pengetahuan dan organisasi keagamaan. Sebagai seorang akademisi, Dr. Aji Deni sangat produktif dalam menulis dan berkontribusi pada khazanah ilmiah, terutama di bidang politik dan administrasi. Karyanya telah diterbitkan dalam berbagai bentuk, baik sebagai penulis tunggal maupun kolaborasi, dengan rentang waktu publikasi dari tahun 2004 hingga 2023. Dr. Aji Deni memulai kontribusi literasinya yang tercatat dengan buku Membangun Ternate menuju Kota Peradaban: Refleksi atas Agama, Demokrasi, dan Pembangunan di Era Multikulturalisme (UMMU Press dan PSPK) pada tahun 2004. Dua tahun kemudian, di tahun 2006, ia menerbitkan Konsolidasi Demokrasi: Menuju Keberlanjutan Politik Pasca Runtuhnya Rezim Soeharto (Kibar Press, PSPK Publishing dan UMMU Press). Berlanjut ke tahun 2014, ia menulis Politik Elite Lokal: Pemilu, Konflik dan Multikulturalisme (Naufan Pustaka). Setahun kemudian, pada tahun 2016, Dr. Aji Deni menghasilkan Buku Konsolidasi Demokrasi: Perbaikan Kualitas Demokrasi di Indonesia (Naufan Pustaka). Kontribusinya juga merambah jurnal internasional, dengan publikasi di International Journal of Scientific & Technology Research (IJSTR) pada tahun 2018, dan International Journal of Innovation, Creativity and Change (IJICC) pada tahun 2020. Di tahun yang sama, 2020, ia menerbitkan buku SIBUALAMO dalam Bingkai Persatuan dan Keragaman Budaya (Gramasurya). Pada tahun 2021, ia turut terlibat dalam proyek penerjemahan buku teks dari bahasa Inggris ke bahasa Indonesia, yaitu Public Administration Theories: Instrumental and Value Rationalities (karya Lisheng Dong, diterbitkan oleh Gramasurya). Tahun 2022 menjadi tahun yang produktif dengan beberapa karya, di antaranya Dikotomi Politik dan Administrasi (bersama Saiful Deni, Gramasurya), Institusionalisasi Partai Politik: Sebuah Kajian Politik Partai Amanat Nasional Maluku Utara di Awal Reformasi (Gramasurya), dan Faksionalisme Partai Politik Islam: Penyebab, Implikasi Dan Dampaknya Di Tengah Pusaran Politik Lokal (Gramasurya). pada tahun 2023, Dr. Aji Deni menerbitkan Genealogis Gerakan Politik Majelis Mujahidin Indonesia (bersama Agusmandha, penerbit Suara Muhammadiyah). Tahun 2024, sebagai penulis tunggal buku Elite Politik, Demokrasi, dan Ketimpangan (Eureka). Dan saat ini, buku yang ada di tangan anda adalah karya buku terbaru Islam, Rempah, dan Kekuatan Politik Global, 2026). Melalui berbagai buku dan artikel jurnal ini, Dr. Aji Deni terus memberikan kontribusi dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan diskursus publik, khususnya di Maluku Utara.

Prof. Dr. Saiful Deni,

Prof. Dr. Saiful Deni, M.Si., adalah anak keempat dari tujuh bersaudara pasangan Alm. Yahya Deni dan Almh. Jahra Dide. Penulis adalah saudara Kakak Kandung dari Aji Deni, yang sering berkolaborasi dalam menulis buku dan karya ilmiah lainnya. Masa kecilnya terbingkai indah di tanah kelahirannya, Pulau Tolonuo, tempat ia menapaki jejak pendidikan awalnya di SD Inpres Tolonuo (lulus 1986), SMP Negeri 1 Tobelo (lulus 1989), hingga menjadi angkatan pertama Jurusan IPS di SMA Muhammadiyah Tobelo (lulus 1992). Semangat belajarnya tidak berhenti di sana; ia melanjutkan studi Strata 1 di Fakultas Tarbiyah IAIN Alauddin Ujung Pandang (Makassar), mengambil Jurusan Pendidikan Agama, dan berhasil menyelesaikannya pada tahun 1996. Perjalanan karier Prof. Saiful Deni dimulai sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) di SMP Negeri 3 Kecamatan Wasile Selatan, Halmahera Timur, dari tahun 1998 hingga 2000. Namun, gejolak sosial pasca-tragedi 1999 mendorongnya untuk berpindah ke SMA Muhammadiyah Ternate pada tahun 2000. Tidak lama berselang, pada tahun 2001, ia mengukir babak baru sebagai dosen tetap di Universitas Muhammadiyah Maluku Utara (UMMU). Dedikasinya pada pendidikan membawanya menempuh pendidikan S2 Administrasi Publik di FISIPOL UGM (2002-2004), diikuti studi S3 Administrasi Publik di Universitas Brawijaya Malang (2006-2009), semakin mengukuhkan keilmuannya. Kiprah kepemimpinan Prof. Saiful Deni di dunia akademik sangatlah cemerlang. Dimulai sebagai Ketua Program Studi Ilmu Administrasi Negara (2005-2006), ia kemudian mengemban amanah sebagai Direktur Pascasarjana UMMU selama dua periode (2010-2017). Puncak kariernya di UMMU adalah saat ia dipercaya menjadi Rektor, memimpin universitas tersebut untuk periode 2017-2021 dan kembali terpilih untuk periode kedua, 2021-2025. Visi dan kepemimpinannya telah membawa UMMU menuju kemajuan yang . Tidak hanya piawai dalam memimpin, Prof. Saiful Deni juga seorang penulis produktif dengan kontribusi dalam literatur administrasi publik. Karyanya yang telah terbit antara lain Dinamika Birokrasi dan Pelayanan Publik (2005), Reform Administrasi Publik (2008), Korupsi Birokrasi (2010, dan edisi revisi 2020), serta Selingkuh Birokrasi (2012). Buku terbarunya ini, ISLAM, REMPAH, DAN POLITIK GLOBAL yang ditulis bersama Dr. Aji Deni, M.Si., Dekan FISIP UMMU, menunjukkan semangat kolaborasi dan pemikiran segar dalam bidang ini. Selain buku, gagasan-gagasan kritisnya juga sering menghiasi berbagai media massa lokal seperti Malut Post, Mimbar Kie Raha, dan Cermin Reformasi. Di luar kesibukan akademik dan menulis, Prof. Saiful Deni juga aktif berkontribusi  dalam pengembangan daerah. Ia sering menjadi Tim Fasilitator Penguatan Akademik pada Musyrenbang & RPJMD di beberapa kabupaten/kota di Maluku Utara, termasuk Kota Ternate (2008), Kabupaten Pulau Morotai (2010), dan Kabupaten Halmahera Barat (2010). Dalam kehidupan pribadinya, Prof. Saiful Deni menemukan kebahagiaan bersama sang istri, Dr. Djamila Abbas, SE., dosen di Ilmu Akuntansi Fakultas Ekonomi UMMU, dan dikaruniai dua buah hati: seorang putra bernama Ikhsanul Abyaz Deni dan seorang putri bernama Fatimah Az Zahra Deni. Kisah hidupnya adalah inspirasi tentang dedikasi, kepemimpinan, dan kontribusi nyata bagi masyarakat dan bangsa.