GERAKAN DESA SEHAT Posyandu, Pangan Lokal, dan Pencegahan Stunting Berbasis Keluarga
Buku ini bukan sekadar pilihan kata, melainkan penegasan bahwa upaya membangun desa sehat membutuhkan partisipasi warga, kepemimpinan lokal, serta jejaring lintas sektor yang terhubung satu sama lain.
Menjaga Generasi dari Desa: Posyandu, Pangan Lokal, dan Keluarga sebagai Garda Pencegah Stunting
Buku Gerakan Desa Sehat: Posyandu, Pangan Lokal, dan Pencegahan Stunting Berbasis Keluarga hadir dari kesadaran bahwa isu kesehatan ibu dan anak, gizi, serta stunting tidak bisa lagi dipandang sebagai urusan tenaga kesehatan semata. Ia adalah urusan desa, urusan keluarga, dan urusan bersama. Karena itu, istilah “gerakan” pada judul buku ini bukan sekadar pilihan kata, melainkan penegasan bahwa upaya membangun desa sehat membutuhkan partisipasi warga, kepemimpinan lokal, serta jejaring lintas sektor yang terhubung satu sama lain. Posyandu, pangan lokal, dan pola asuh keluarga kemudian menjadi tiga simpul utama yang mengikat keseluruhan isi buku ini.
Bab-bab awal (Bab 1–3) disusun untuk memberikan fondasi konseptual tentang bagaimana sebuah desa membangun ekosistem kesehatan berbasis warga. Tulisan tentang Desa Tugu sebagai model gerakan desa sehat, ekosistem posyandu desa, dan posyandu berbasis warga menunjukkan bahwa layanan kesehatan yang kuat tidak lahir dari program sesaat, melainkan dari upaya kolektif yang terencana. Di sini, pembaca diajak melihat bahwa posyandu bukan sekadar tempat penimbangan balita, tetapi bagian dari ekosistem desa sehat yang menautkan kader, pemerintah desa, lembaga pendidikan, dan keluarga. Inilah sebabnya bab-bab ini ditempatkan di awal: untuk mengantar pembaca memahami bahwa gerakan desa sehat selalu dimulai dari ekosistem yang dibangun dan dirawat bersama.
Selanjutnya, Bab 4 dan Bab 5 menggeser fokus pada posyandu remaja dan desa ramah tumbuh kembang. Posyandu remaja dipotret bukan hanya sebagai layanan kesehatan, melainkan juga ruang edukasi dan pembinaan karakter bagi anak muda desa. Sementara itu, konsep desa ramah tumbuh kembang menunjukkan bahwa perhatian pada anak tidak cukup berhenti di pemantauan berat badan, tetapi meliputi lingkungan sosial-emosional yang aman dan suportif. Kedua bab ini menjelaskan mengapa remaja dan anak perlu ditempatkan sebagai subjek, bukan sekadar objek program. Dari sisi alur, penempatan kedua bab ini menegaskan bahwa gerakan desa sehat mencakup siklus kehidupan: dari balita, remaja, hingga mereka yang kelak menjadi orang tua baru.
Bagian tengah buku (Bab 6–8) menyoroti secara lebih spesifik dimensi gizi dan pangan sebagai penopang utama pencegahan stunting. Pemanfaatan pangan lokal untuk pola makan Beragam, Bergizi, Seimbang, dan Aman (B2SA) menggambarkan bahwa ketahanan gizi keluarga bisa dibangun dari sumber daya yang ada di sekitar rumah, bukan hanya dari produk pangan pabrikan. Pemberdayaan perempuan melalui pemanfaatan Tanaman Obat Keluarga (TOGA) memperlihatkan bahwa pekarangan dapat menjadi ruang edukasi sekaligus praktik nyata kesehatan preventif. Rembuk stunting di tingkat desa kemudian memperlihatkan bagaimana isu gizi dan tumbuh kembang anak diangkat ke forum kolektif, sehingga pencegahan stunting tidak lagi berhenti pada ranah klinis, tetapi naik kelas menjadi agenda sosial dan politik desa.
Bab 9 menjadi jembatan yang menghubungkan dimensi layanan kesehatan dengan dinamika kehidupan sehari-hari ibu dan remaja. Di dalamnya, strategi pemberdayaan kesehatan ibu dan remaja dipaparkan sebagai upaya sistematis untuk memperkuat peran dua kelompok kunci ini dalam rantai pencegahan stunting. Kesehatan ibu selama masa pra-hamil, hamil, dan pasca-melahirkan, serta kesehatan remaja sebagai calon orang tua, menjadi faktor penting yang sering kali luput dari perhatian. Penempatan bab ini setelah pembahasan tentang pangan lokal dan rembuk stunting bersifat strategis: ia menegaskan bahwa intervensi gizi tidak akan optimal tanpa pemberdayaan subjek utamanya, yaitu ibu dan remaja.
Bagian akhir buku (Bab 10–11) secara lebih eksplisit menempatkan keluarga dan pola asuh sebagai basis pencegahan stunting. Tulisan tentang parenting dan kesehatan mental anak di desa menunjukkan bahwa kesehatan tidak hanya bermakna fisik, tetapi juga menyentuh aspek psikologis dan emosional. Anak yang tumbuh dalam keluarga dengan pola asuh yang hangat, setara, dan penuh dukungan emosional, memiliki peluang lebih besar untuk berkembang secara optimal. Penutup buku ini, yakni penguatan pola asuh di Desa Wonotengah, memperlihatkan contoh konkret bagaimana keluarga dijadikan titik masuk utama dalam mencegah stunting dari rumah. Dengan demikian, bab-bab terakhir ini mengukuhkan frasa “berbasis keluarga” dalam judul buku sebagai pijakan konseptual, bukan sekadar pelengkap kalimat.
Secara keseluruhan, pemilihan judul Gerakan Desa Sehat: Posyandu, Pangan Lokal, dan Pencegahan Stunting Berbasis Keluarga adalah upaya untuk merangkum tiga poros utama isi buku. Posyandu hadir sebagai simpul layanan dan gerakan warga; pangan lokal dan praktik gizi menjadi sarana mewujudkan ketahanan kesehatan keluarga; sementara keluarga, melalui pola asuh dan relasi sehari-hari, menjadi arena terdekat di mana pencegahan stunting sungguh-sungguh dimulai. Kesebelas bab yang tersaji bukanlah laporan kegiatan yang berdiri sendiri, melainkan mozaik pengalaman yang, bila dibaca sebagai satu kesatuan, menampilkan gambaran utuh tentang bagaimana desa-desa di Indonesia bergerak menjaga generasi sehat melalui langkah-langkah kecil tetapi konsisten.
Harapannya, buku ini tidak hanya menjadi dokumentasi praktik baik, tetapi juga rujukan bagi pemerintah desa, kader posyandu, pendamping program, akademisi, dan siapa pun yang peduli pada masa depan anak-anak Indonesia. Di tengah derasnya arus program dan kebijakan, pengalaman nyata di tingkat desa seperti yang terekam dalam buku ini dapat menjadi cermin, inspirasi, sekaligus bahan belajar bersama: bahwa gerakan desa sehat hanya mungkin terwujud ketika posyandu diperkuat, pangan lokal dimaknai kembali, dan keluarga didampingi untuk menjadi ruang tumbuh yang sehat bagi setiap anak.
Dapatkan Bukunya Sekarang Juga!
DAFTAR ISI
Daftar Isi 1
Daftar Isi 2
Daftar Isi 3Spesifikasi Buku
Cetakan I, Desember 2025; 144 hlm, ukuran 15,5 x 23 cm, kertas isi HVS hitam putih, kertas cover ivory 230 gram full colour, jilid lem panas (soft cover) dan shrink bungkus plastik.
Harga Buku
Sebelum melakukan pembayaran, cek ketersediaan stock kepada admin. Jika buku out of stock pengiriman membutuhkan waktu – 3 hari setelah pembayaran.
Rp 110.000
Rp 100,900