Generasi Digital: Identitas, Perlawanan, dan Keseharian di Era Media Sosial

Buku ini mengajakmu menyelami sisi tersembunyi dari budaya digital—antara tekanan, pencarian jati diri, hingga peluang untuk berdaya.

Refleksi Kritis atas Budaya Digital

Kita hidup di masa di mana kehidupan sehari-hari anak muda tak bisa dipisahkan dari layar. Dari bangun tidur hingga sebelum tidur lagi, ada jempol yang menggulir, ada notifikasi yang menunggu. Generasi Z dan Milenial tumbuh dalam dunia yang terhubung, cepat, dan penuh sorotan. Mereka bukan hanya pengguna teknologi—mereka adalah bagian dari budaya digital yang membentuk cara berpikir, merasa, dan berelasi.
Buku ini lahir dari rasa ingin tahu dan kepedulian kami terhadap dinamika itu. Kami melihat ruang digital bukan hanya sebagai teknologi, tapi juga sebagai ruang sosial yang memengaruhi banyak hal: identitas, kesehatan mental, pola konsumsi, hingga semangat perlawanan. Ada keresahan, tetapi juga harapan. Ada tekanan untuk tampil sempurna, tetapi juga solidaritas yang tumbuh dari hashtag. Ada kecemasan, tetapi juga semangat mencipta dan menyuarakan.
Setiap bab dalam buku ini mencoba mengajak pembaca untuk berhenti sejenak dari kecepatan scroll dan menyelami lebih dalam apa yang sesungguhnya sedang terjadi. Bab 1 membuka jalan dengan menelusuri evolusi media sosial, dari Friendster yang nostalgik hingga TikTok yang menghipnotik. Bab 2 mengajak kita melihat bagaimana citra diri dikurasi, dilapisi filter, dan dipertunjukkan layaknya panggung Goffman di layar 6 inci.
Lalu, di Bab 3, kita masuk ke dunia notifikasi dan angka likes yang bisa membangun atau meruntuhkan harga diri. Bab 4 menyuguhkan kisah tentang bagaimana klik bisa menjadi pemantik aksi nyata, atau malah berhenti sebagai simbol belaka. Bab 5 membawa kita ke ekosistem kreator dan influencer—penuh peluang, tapi juga jebakan eksploitasi dan tekanan algoritma.
Di Bab 6, kita menghadapi tantangan serius: polarisasi dan fragmentasi ruang publik akibat algoritma yang membungkus kita dalam gema keyakinan sendiri. Bab 7 menyentuh sisi paling rapuh dari kehidupan digital: kesehatan mental. Di sinilah media sosial bukan hanya medium, tapi juga cermin tekanan sosial yang tak terlihat. Bab 8 menyodorkan kenyataan bahwa konsumsi kini bukan soal kebutuhan, tapi citra—didorong oleh visual, tren, dan gaya hidup digital.
Bab 9 membahas kenapa literasi digital tak bisa hanya soal tahu cara menggunakan, tapi harus tahu cara memahami, mengkritisi, dan merespons. Bab 10 menjadi refleksi akhir: tentang masa depan digital kita, dari kecerdasan buatan, etika konten, hingga hak kita sebagai warga dunia maya. Harapan kami sederhana: semoga buku ini tak hanya dibaca, tapi juga dirasakan. Kami berharap ia menjadi teman diskusi, cermin refleksi, dan pemantik aksi. Karena generasi digital bukan masalah, melainkan peluang. Dan komunikasi yang etis, kritis, dan empatik adalah jembatan untuk menuju masa depan yang lebih sehat dan berdaya.

Dapatkan Bukunya Sekarang Juga!

DAFTAR ISI

Daftar Isi 1
Daftar Isi 2
Previous
Next

Spesifikasi Buku

Cetakan I, Agustus 2025;  140 hlm, ukuran 14 x 20 cm, kertas isi Bookpaper hitam putih, kertas cover ivory 230 gram full colour, jilid lem panas (soft cover) dan shrink bungkus plastik.

Harga Buku

Sebelum melakukan pembayaran, cek ketersediaan stock kepada admin. Jika buku out of stock pengiriman membutuhkan waktu – 3 hari setelah pembayaran.

Rp 100.000

Rp 79,600

Tentang Penulis

Ardelia Fani Azzahra, dkk.