BELAJAR DARI CINA
Buku ini bukan sekadar kumpulan tulisan ilmiah biasa. Ia menyuguhkan perspektif segar dan beragam tentang Cina—mulai dari politik, ekonomi, masyarakat, hingga hubungan internasional. Pembaca akan menemukan bagaimana negara dengan sejarah ribuan tahun ini menavigasi kompleksitas dunia modern.

MEMPELAJARI CINA: UPAYA YANG DIPERLUKAN DI ABAD KE-21
Abad ke-21 adalah “abadnya Cina” (the Chinese century), begi-tu yang diyakini banyak orang–meski tidak sedikit punya yang mempertanyakannya (lihat, misalnya, The Economist, 2018; Brands, 2018). Pendapat ini tidak sepenuhnya keliru apabila kita melihat pada kebangkitan Cina sebagai salah satu aktor utama dunia, dengan kemajuan yang ia capai di berbagai bidang, mulai dari pengaruh politik, kekuatan ekonomi, hingga kekuatan militer (Itoh, 1997). Tentu saja, ini tidak berarti bahwa sebagai sebuah negara bangsa Cina tidak lepas dari berbagai persoalan besar yang bisa berdampak bagi stabilitas domestik maupun pengaruh internasionalnya. Kita dapat mempelajari dinamika “abad Cina” dengan mengkaji aspek-aspek umum maupun khusus dari politik, masyarakat, dan hubungan internasional Cina, dan bagaimana semua itu membuat kita paham akan posisi negara tersebut dewasa ini. Mempelajari politik, masyarakat, dan hubungan internasional Cina tidak hanya bermanfaat, tetapi juga mutlak diperlukan oleh berbagai kalangan di dunia yang terus berubah.
Pelajaran kita tentang Cina meliputi beberapa titik penting yang saling berkaitan. Mari kita mulai dengan titik ini: sejarah. Cina adalah salah satu peradaban utama dunia, yang telah memberikan begitu banyak kontribusi bagi kehidupan manusia. Sejarah menjadi aspek utama perkembangan kehidupan politik Cina, dari silih bergantinya dinasti penguasa yang memerintah berdasar konsepsi tian ming (mandat dari Surga) dan Cina sebagai “Negeri Tengah” (Zhongguo), datangnya kolonialisme Barat yang disusul oleh “Abad Penghinaan,” perjuangan Partai Komunis Cina (PKC) melawan pendudukan Jepang dan dalam perang saudara, hingga didirikannya Republik Rakyat pada tahun 1949. Peradaban sejarah yang kaya dan unik sangat membentuk lanskap politik Cina saat ini, khususnya dalam hal bagaimana PKC menjalankan kekuasaan dengan segala dinamikanya. Memahami konteks sejarah PKC, ideologinya, dan
evolusinya–terutama penekanan pada ide “national rejuvenation” dan “Mimpi Cina”–sangat penting untuk menafsirkan kebijakan dan tindakan para pemimpinnya dewasa ini. Mempelajari dan memahami
bagaimana Sekretaris Jenderal PKC (yang lebih kuat posisinya daripada presiden) Xi Jinping telah berkuasa sejak tahun 2012 hingga kini adalah sebuah keharusan bagi siapa pun yang ingin tahu lebih
banyak tentang sistem politik Cina.
Titik pembelajaran berikutnya adalah apa yang dikenal luas sebagai “kebangkitan Cina.” Sekalipun terdapat perdebatan apakah kebangkitan itu berlangsung secara “damai” atau tidak (lihat Zhang,
2005 & Mearsheimer, 2006), bahwa Cina adalah sebuah negara bangsa yang bangkit dan mempunyai prospek besar sebagai negara adidaya global tidak dapat disangkal (Yueh, 2007). Nicholas Kristof
mengklaim bahwa “Bangkitnya Cina, jika terus berlanjut, mungkin akan menjadi tren paling penting di dunia pada abad mendatang [abad ke-21]” (Kristof, 1993). Sejak Deng Xiaoping memulai reformasi ekonomi pada awal dekade 80-an, pertumbuhan ekonomi Cina yang pesat telah menjadikan negara ini kekuatan ekonomi nomor dua dunia. Dalam sepuluh tahun terakhir, misalnya, ide dan visi Presiden Xi Jinping diwujudkan dalam skema Belt and Road Initiative (BRI), sebuah proyek infrastruktur besar-besaran yang membentang di berbagai benua, menunjukkan ambisi Cina untuk membentuk
kembali rute perdagangan global dan kemitraan ekonomi. Walau tidak lepas dari kritik, utamanya soal potensi peningkatan kekuatan geopolitik Cina dan tuduhan “diplomasi jebakan utang,” BRI telah
menjadi salah satu isu utama dalam upaya memahami kebangkitan Cina. Namun, perlu dicatat bahwa memasuki dasawarsa ketiga abad ini, pandemi COVID-19 telah menghambat laju pertumbuhan
ekonomi Cina, termasuk implementasi BRI.
Kebijakan-kebijakan ekonomi domestik Cina memiliki konsekuensi global yang luas. Pendekatan reformasi yang diambil Beijing terhadap badan usaha milik negara (Asia Society, 2020; Gu, 2024), kebijakan industri (misalnya, “Made in China 2025”—baca Wübbeke, 2016; Kania, 2019), dan pengelolaan mata uang, secara langsung berdampak pada pasar global dan neraca perdagangan internasional. Terdapat pula pergeseran kebijakan baru-baru ini dalam hal perusahaan teknologi dan investasi asing (Interesse, 2024)— yang telah menjadi salah satu perhatian utama pemerintah sejak akhir 2010-an. Dalam konteks inilah, memahami dinamika internal pembangunan ekonomi Cina—khususnya interaksi antara negara dan pasar, peran teknologi, dan tantangan kelestarian lingkungan—sangat penting untuk memahami dampaknya tidak saja terhadap kekuatan ekonomi negara tersebut, tetapi juga terhadap stabilitas ekonomi global.
Dapatkan Bukunya Sekarang Juga!
DAFTAR ISI






Spesifikasi Buku

Cetakan I, April 2025; 240 hlm, ukuran 15,5 x 23 cm, kertas isi Bookpaper hitam putih, kertas cover ivory 230 gram full colour, jilid lem panas (soft cover) dan shrink bungkus plastik.
Harga Buku
Sebelum melakukan pembayaran, cek ketersediaan stock kepada admin. Jika buku out of stock pengiriman membutuhkan waktu – 3 hari setelah pembayaran.
Rp 150.000
Rp 135,700
Tentang Penulis

Hanna Trishanti Tamba

Nur Rachmat Yuliantoro

Nathania Amaris Pasaribu

Oktavianus Bima Saputra

Josephine Ruth Ringu

Regina Fortunata Yandi

Bandoro Raden Ajeng Kusuma

Maharani

Ammara Kamila Hermawan

Jessica Devy Ayuningtyas

Rachel Emeralda Pasaribu

Emira Anjani

Sarah Khairunnisa

Belinda Zabrina Lailani

Putu Audrey Shasika Avathari

Nayla Anindita Rahmah

Wening Harumi Masayu

Nada Assad Fayyad

Nadia Jasmine Alexandra
