Pembelajaran kriya, baik di sekolah menengah maupun di perguruan tinggi, tidak hanya menekankan pada penguasaan keterampilan teknis, tetapi juga pada pengembangan kreativitas, sikap estetik, serta kemampuan apresiasi seni. Oleh karena itu, model evaluasi yang diterapkan harus mampu mengakomodasi aspek kognitif, psikomotorik, dan afektif secara seimbang. Kehadiran Kurikulum Merdeka di Indonesia semakin memperkuat urgensi perlunya evaluasi yang autentik, formatif, dan reflektif untuk mendukung pembelajaran berbasis projek dan pengalaman nyata.

Dalam buku ini, penulis menyajikan konsep, strategi, serta praktik model evaluasi pembelajaran kriya yang dapat diaplikasikan pada berbagai jenjang pendidikan. Materi disusun berdasarkan kajian teoretis, hasil penelitian, serta praktik empiris yang telah diadaptasi dengan kondisi pendidikan di Indonesia. Harapannya, buku ini tidak hanya menjadi referensi akademik, tetapi juga sebagai pedoman praktis bagi pendidik dalam merancang, melaksanakan, dan merefleksikan evaluasi pembelajaran kriya secara komprehensif.

semoga buku ini dapat memberikan manfaat nyata bagi dunia pendidikan, khususnya dalam upaya meningkatkan kualitas pembelajaran kriya di sekolah dan perguruan tinggi, serta turut berkontribusi dalam melahirkan generasi kreatif, adaptif, dan berdaya saing tinggi.

“Seni adalah guru terbaik yang mengajarkan kita cara melihat dunia tidak hanya dengan mata, tetapi juga dengan hati.” (Albert Einstein)