TUMBUH DI ANTARA KARANG

Buku ini memberi pesan mendalam bahwa setiap orang punya “karang” dalam hidupnya halangan yang keras dan tajam namun justru di sanalah seseorang belajar menjadi lebih kuat dan berharga.

Tumbuh, Meski Dunia Tak Selalu Ramah

Buku Tumbuh di Antara Karang karya Vani Ratih Iriani adalah kisah nyata tentang perjalanan hidup seorang perempuan yang tumbuh dan bertahan di tengah kerasnya kehidupan. Melalui kisah ini, penulis menuturkan perjuangan masa kecilnya yang penuh keterbatasan namun sarat makna, hingga akhirnya menjadi sosok kuat yang mampu menaklukkan berbagai rintangan hidup. Seperti karang yang kokoh meski diterpa ombak, Vani menggambarkan bagaimana ia belajar berdiri tegak di tengah situasi sulit dan menjadikan setiap luka sebagai bagian dari proses pertumbuhannya.

Dalam buku ini, Vani mengisahkan masa kecilnya di keluarga sederhana, perjalanan pendidikannya, serta perjuangannya menapaki dunia kerja yang tidak selalu ramah bagi perempuan. Ia menghadapi tantangan besar, termasuk keterbatasan ekonomi, kehilangan, dan ketidakpastian masa depan. Namun, dari semua itu, tumbuh keberanian dan tekad untuk terus melangkah. Ia belajar bahwa kekuatan sejati bukan datang dari keadaan yang mudah, tetapi dari kemampuan untuk tetap hidup, tumbuh, dan memberi makna meski di tengah kesulitan.

Yang menarik dari buku ini adalah gaya penulisannya yang jujur dan reflektif. Vani tidak hanya menuturkan kisah hidupnya, tetapi juga mengajak pembaca merenungi nilai-nilai kehidupan seperti ketulusan, kerja keras, dan keikhlasan. Ia menulis dengan bahasa yang sederhana namun penuh emosi, sehingga pembaca dapat merasakan setiap perjuangan dan harapan yang ia alami. Buku ini terasa sangat personal, namun juga universal — karena banyak orang bisa menemukan potongan kisah hidup mereka di dalamnya.

Selain itu, buku ini juga menunjukkan bagaimana cinta, keyakinan, dan keteguhan hati dapat menjadi penopang utama dalam menghadapi kerasnya kehidupan. Vani mengajarkan bahwa kehidupan tidak akan pernah berhenti memberi ujian, tapi setiap ujian selalu membawa pelajaran berharga. Ia menggambarkan bahwa menjadi tangguh bukan berarti tidak pernah jatuh, melainkan mampu bangkit setiap kali terjatuh dan melanjutkan langkah dengan hati yang lebih kuat.

Secara keseluruhan, Tumbuh di Antara Karang adalah kisah inspiratif tentang perjuangan, keteguhan, dan pertumbuhan diri. Buku ini memberi pesan mendalam bahwa setiap orang punya “karang” dalam hidupnya — halangan yang keras dan tajam — namun justru di sanalah seseorang belajar menjadi lebih kuat dan berharga. Sebuah kisah yang menyentuh hati dan mengingatkan kita bahwa keteguhan perempuan tidak lahir dari kemudahan, melainkan dari keberanian untuk terus tumbuh meski di antara karang kehidupan.

Dapatkan Bukunya Sekarang Juga!

DAFTAR ISI

Daftar Isi 1

Spesifikasi Buku

Cetakan I, Oktober 2025;  96 hlm, ukuran 14 x 20 cm, kertas isi Bookpaper hitam putih, kertas cover ivory 230 gram full colour, jilid lem panas (soft cover) dan shrink bungkus plastik.

Harga Buku

Sebelum melakukan pembayaran, cek ketersediaan stock kepada admin. Jika buku out of stock pengiriman membutuhkan waktu – 3 hari setelah pembayaran.

Rp 100.000

Rp 69,300

Tentang Penulis

Arifiyah

lahir dari keluarga nelayan sederhana. Sejak kecil, ia akrab dengan aroma laut dan suara ombak yang tak pernah berhenti bernyanyi di telinganya. Di balik kesederhanaan itu, tersimpan mimpi besar: memiliki pabrik olahan ikan, terutama otak-otak makanan khas yang menjadi bagian dari kehidupannya sejak kecil.
Mimpi itu perlahan mulai berlayar melalui usaha kecil bernama Mace. Dari dapur sederhana, dari tangan yang tak pernah lelah membakar otak-otak, Arifiyah belajar tentang ketekunan, tentang doa, dan tentang bagaimana mimpi besar selalu dimulai dari langkah kecil.
Ketangguhannya bukan datang begitu saja. Ia tumbuh dari didikan seorang ayah yang tiap hari menantang ombak, yang tak pernah gentar meski badai datang menghantam perahunya. Dari sanalah Arifiyah belajar arti sesungguhnya dari tidak menyerah —bahwa meski diterpa gelombang, manusia sejati tidak akan karam. Namun hidup tak selalu tenang seperti laut di pagi hari. Arifiyah pernah kehilangan, pernah berada di titik terendah hingga hampir menyerah. Tapi di tengah gelap itu, ia tetap percaya Tuhan akan selalu memberi pelangi setelah badai. Dan benar saja, satu demi satu keajaiban mulai datang. Salah satunya ketika ia terpilih menjadi bagian dari 40 Jawara — sebuah program yang sulit didapat, dan bagi Arifiyah, itu adalah bukti bahwa kerja keras tak pernah sia-sia. Mimpi yang dulu sempat padam, kini menyala lagi. Dulu ia ingin menjadi penulis, dan kini mimpi itu hidup kembali. Buku ini adalah karya pertamanya kisah nyata tentang seorang wanita yang jatuh bangun membangun usaha, membangun kehidupannya, dan membangun dirinya sendiri. Bukan hanya kisah tentang perjuangan, tapi juga tentang harapan. Tentang bagaimana luka bisa menjadi pelajaran, dan mimpi bisa menjadi arah. Temukan dan bertemanlah dengan Arifiyah sosok yang suka membaca, suka belajar, dan percaya bahwa setiap perjalanan memiliki makna.