Buku ini menyingkap rahasia di balik takdir dan kebebasan manusia melalui dialog mendalam antara teologi Islam dan Kristen.
Asy’ariyah dan Calvinisme
Dua agama besar dunia, Islam dan Kristen tercatat memiliki sejarah teologi yang terdiri dari berbagai macam aliran. Kekhasan teologi bagi masing-masing agama itu sesuai dengan tradisi dan gejolak pemikiran yang timbul. Aliran-aliran yang telah “menyejarah” patut untuk dikaji. Salah satu aliran teologi dalam Islam adalah Asy’ariyah dan dalam Kristen adalah Calvanisme. Kedua aliran ini meskipun dalam tradisi yang berlainan membahas masalah “takdir” atau “predestinasi”.
Sebagai salah satu rukun iman: iman kepada qadha dan qadhar atau sering disebut takdir sudah merupakan kesepakatan jumhur Ulama Ahlussunan Waljamaa’ah. Sehingga nyaris diterima oleh umat Islam sebagai suatu doktrin yang tak dapat dipertanyakan lagi. Namun demikian, rukun iman yang keenam itu oleh sementara kalangan dianggap sebagai penyebab timbulnya sikap fatalistis. Fatalistis dalam arti segala sesuatu termasuk perbuatan manusia telah ditentukan Tuhan, ditakdirkan Tuhan yang karenanya etos kerja umat Islam lemah, oleh sebab itu dianggap salah satu penyebab kemunduran dunia Islam hingga saat ini. Persoalan seputar takdir ini sebenarnya sudah lama diperdebatkan oleh kaum ulama para cendekiawan muslim. Bahkan selang beberapa waktu lalu, perdebatan dalam masalah yang kontroversial ini timbul kembali.
Hampir semua kitab Tauhid atau Ushuluddin di kalangan Sunni, khususnya Asy’ariyah, membicarakan soal takdir. Mereka meyakini bahwa iman kepada takdir hukumnya wajib. Karena memang soal iman berkaitan dengan dasar-dasar agama. Dan ilmu yang membahas ajaran-ajaran dasar agama ini juga disebut teologi.
Di Indonesia, terutama kitab-kitab tauhid yang diajarkan di pondok-pondok pesantren disinyalir oleh Prof. Dr. Rasyidi telah out of date. Tentu secara tidak langsung, disadari atau tidak, kitab-kitab acuan pondok-pondok pesantren itu besar pula pengaruhnya kepada masyarakat keseluruhan yang memang mayoritas Sunni.
Tentu pembahasan tentang teologi Asy’ariyah ini tidak difokuskan dalam konteks Indonesia saja. Karena Sunni juga mazhab mayoritas yang dianut oleh umat Islam sekarang. Di samping mazhab besar yang lain, Syi’ah, Sunnilah yang merupakan mazhab dominan di seluruh negeri-negeri muslim. Suatu kenyataan yang tak terbantahkan. Namun, konteks Indonesia sebagai bagian dunia Islam mendapat perhatian besar dan memudahkan pembahasan.
Pada mulanya gerakan untuk menghadapi Mu’tazilah terlihat samar-samar tapi berulang kali muncul. Dan setelah beberapa lama, akhirnya orang menemukan seorang bernama Al-Asy’ari. Gerakan ini pun dinisbatkan kepadanya.Abu Hasan Ali ibn Ismail Al-Asy’ari, demikian nama lengkapnya, wafat pada tahun 324 H dengan meninggalkan karya-karya besar antara lain: Maqalat Islamiyyin Wa Ikhtilaf al-Mushallin dan al-Ibanah ‘an Ushul al-Dinayah.6 Di samping kitab-kitab yang lain, para pengikut yang mengembangkan aliran kalam-nya juga banyak menghasilkan kitab-kitab dan tulisan-tulisan yang memperkokohnya.
Yang jelas, bila disebut Al-Asy’ariyah yang dimaksudkan di sini adalah seluruh simpul aqaid kepercayaan dalam Ilmu Kalam yang bertitik tolak dari rintisan seorang tokoh besar, pemikir Islam, Abu Hasn al-Asy’ari dari Basrah, Irak (260 H/873 M – 324 H/935 M)7. Karena pengaruh dari para pengikutnya, praktis aliran ini merupakan sistem teologi satu-satunya yang diterima di hampir seluruh dunia Islam, tak terkecuali masyarakat pesantren, terutama lantaran karya terbesar Al-Ghazali: Ihya Ulum al-Din.8
Salah satu masalah yang diperdebatkan dalam pembahasan teologi adalah tentang kebebasan berkehendak, kebebasan manusia untuk menentukan perbuatannya. Dalam hal ini al-Asy’ari mengambil jalan tengah antara posisi ortodoks yang fatalistic dan posisi Mu’tazilah yang memberikan kekuatan inisiatif bagi manusia:
“Manusia tidak dapat menciptakan sesuatu. Tuhan adalah Pencipta tunggal. Juga kekuatan manusia tidak melahirkan efek apapun terhadap perbuatannya. Allah menciptakan pada makhluk-Nya kekuatan (qudrah) dan pilihan (ikhtiar). Lalu Ia menciptakan pada manusia perbuatannya selaras
Dapatkan Bukunya Sekarang Juga!
DAFTAR ISI


Previous
Next
Spesifikasi Buku

Cetakan I, September 2025; 124 hlm, ukuran 15,5 x 23 cm, kertas isi Bookpaper hitam putih, kertas cover ivory 230 gram full colour, jilid lem panas (soft cover) dan shrink bungkus plastik.
Harga Buku
Sebelum melakukan pembayaran, cek ketersediaan stock kepada admin. Jika buku out of stock pengiriman membutuhkan waktu – 3 hari setelah pembayaran.
Rp 100.000
Rp 92,700

Tentang Penulis

Drs. Rahmat Fajri, M.Ag
seorang dosen dengan jabatan fungsional akademik sebagai Lektor Kepala di Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta. Ia lahir di Kebumen pada tanggal 26 Februari 1968 dan berjenis kelamin laki-laki. Saat ini, beliau berstatus kawin dan memeluk agama Islam. Rahmat Fajri menyelesaikan pendidikan sarjananya pada tahun 1993 di IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta dengan konsentrasi di bidang Perbandingan Agama. Setelah itu, beliau melanjutkan studi pascasarjana di perguruan tinggi yang sama dan berhasil meraih gelar Magister Agama (M.Ag.) pada tahun 2004, dengan fokus kajian pada Hubungan Antar Agama.
Dalam perjalanan karier akademiknya, Rahmat Fajri pernah mengemban sejumlah jabatan struktural di lingkungan Fakultas Ushuluddin. Pada tahun 2003 hingga 2005, beliau dipercaya sebagai Sekretaris Jurusan Perbandingan Agama. Kemudian, pada periode 2009 hingga 2013, beliau menjabat sebagai Ketua Jurusan Perbandingan Agama di fakultas yang sama. Kedua posisi tersebut mencerminkan dedikasi dan kontribusinya dalam pengembangan akademik dan kelembagaan di bidang studi Perbandingan Agama.
Rahmat Fajri dikenal aktif dalam menulis dan menerbitkan karya-karya ilmiah yang berfokus pada kajian teologi, hubungan antaragama, dan ekonomi Islam. Karyanya yang pertama tercatat pada tahun 2000, ketika ia menerbitkan artikel berjudul “Tinjauan Historis Pemikiran Teologis Ibn Taimiyah” dalam jurnal Esensia. Sejak saat itu, ia terus menghasilkan tulisan-tulisan ilmiah yang memperkaya khazanah keilmuan Islam, khususnya di bidang pemikiran teologi dan ekonomi.
Tahun 2005 menjadi masa yang sangat produktif bagi Rahmat Fajri. Pada tahun ini, ia menerbitkan sejumlah karya penting, seperti “Etos Kerja Pengusaha Pribumi (Suatu Tinjauan terhadap Pengusaha Muslim dan Kristen)” yang dimuat di jurnal Esensia, serta buku “Etos Kerja dalam Islam dan Kristen: Tinjauan Historis di Indonesia” yang diterbitkan oleh Pustaka Raja. Selain itu, ia juga menulis artikel “Tuhan, Kerja, dan Harta dalam Calvinisme” di jurnal Refleksi, serta “Teologi Asy’ariyah di Indonesia dan Motivasi Kerja” dalam jurnal Communica. Melalui tulisan-tulisan ini, ia mengeksplorasi keterkaitan antara keyakinan teologis dan motivasi kerja dalam lintas tradisi keagamaan.