URGENSI VOICE BEHAVIOUR DALAM ORGANISASI

Saat ini, ketika organisasi harus beradaptasi dan berkembang dalam lingkungan global yang dinamis dan selalu berubah, upaya komunikasi yang berasal dari karyawan dapat memiliki implikasi penting bagi kelangsungan hidup organisasi.

Menyuarakan pendapat atau voice behaviour merupakan perilaku menyampaikan pendapat atau informasi promotif yang menekankan pada ekspresi tantangan konstruktif yang berarti untuk memperbaiki bukan sekedar mengkritik. Karyawan menyuarakan pendapat tentang bagaimana kelanjutan karirnya di masa depan, membicarakan ide untuk perbaikan institusi, atau sekedar mempertanyakan secara kritis pelaksanaan pekerjaannya dalam rangka meningkatkan efektivitas dan kinerja organisasi. Hal ini sejatinya merupakan sesuatu yang penting dalam organisasi. Informasi berharga hilang ketika karyawan enggan berbicara, dan akhirnya kinerja organisasi cenderung melambat. Dengan kata lain pernyataan karyawan akan membawa perubahan bagi perusahaan.

Buku ini akan mengupas mengenai voice behavior dalam organisasi, dihubungkan dengan beberapa anteseden,yaitu keterikatan karyawan (work engagement), persepsi dukungan organisasional (perceived organizational support), kepemimpinan suportive (supportive leadership), dan evaluasi diri (core self evaluation). Studi kasus dalam buku ini dilakukan di salah satu organisasi pemerintah, yaitu Lembaga Pemasyarakatan Kelas I di Indonesia. Suasana kerja petugas pemasyarakatan yang terkesan monoton, bergaul dengan penghuni Lapas yang sulit dan bermasalah, lingkungan kerja yang dikelilingi oleh tembok tinggi dan tertutup merupakan situasi yang harus dihadapi oleh petugas pemasyarakatan. Oleh karena itu, studi mengenai voice behavior petugas Lapas menarik untuk dipelajari.

Buku ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi organisasi yang memiliki permasalahan dalam voice behavior, atau yang akan membangun budaya voice behavior di dalam organisasinya, serta sebagai salah satu referensi variabel untuk meningkatkan kinerja organisasi.