Sukses Menjadi Pengawas Sekolah Tips dan Strategi Jitu Melaksanakan Tugas

Samudrabiru – Keluhan mutu pendidikan Indonesia yang tertinggal dibandingkan dengan negara lain sudah sangat sering terdengar. Namun kita sering juga mengeluhkan langkah-langkah perbaikan mutu sebagai proses yang menyakitkan. 

Karena harus mengubah apa yang sudah bertahun-tahun dilakukan, mengubah kenyamanan yang kini dimiliki dan bisa jadi juga mengubah privilege yang dimiliki saat ini. Muncul kesan, perubahan untuk melahirkan pendidikan yang bermutu selalu harus diawali dari orang lain, bukan diri sendiri. 

Padahal perubahan yang berdampak biasanya dimulai dari diri sendiri, selanjutnya berubah bersama lingkungan terdekatnya. Bila banyak orang yang melakukan perubahan seperti ini, dampak perubahan akan terasa. Menjadi bermutu akan identik dengan melakukan perubahan tersebut.

Sayangnya perubahan-perubahan yang dilakukan seringkali terjebak pada perubahan yang kosmetis. Artinya perubahan tersebut semata dilakukan secara artifisial bukan substansial. Perubahan sekedar dilakukan pada level administratif bukan pada level substantif.

Salah satu peran penting pengawas adalah mengubah kebiasaan melakukan perubahan yang kosmetis dan artifisial menjadi perubahan yang substantif dan bermakna bagi dunia pendidikan secara keseluruhan, bukan sekedar perubahan formalistis. 

Tarikan-tarikan pragmatisme yang membawa pada formalisme perubahan oleh pengawas diarahkan untuk menjadi perubahan substantif. Sehingga proses perubahan pendidikan di tanah air menjadi bermutu. 

Berdasarkan hal tersebut, jika kita mengacu pada 7 karakter kunci pengawas maka diperlukan pengawas yang setidaknya memiliki integritas, bersikap optimistis, menumbuhkembangkan perubahan, berani mengambil resiko untuk sesuatu yang diyakini sebagai benar, gigih/tangguh, katalis, berdedikasi atau berkomitmen kuat. 

Kegigihan pengawas itu misalnya selalu berupaya untuk meyakinkan orang lain bahwa jalan yang ditempuhnya adalah benar. Pengawas bukanlah orang yang “bila dijalankan terus gagal, dia akan menyerah dan cari jalan lain”. Pengawas adalah mereka yang bekerja berdasarkan nilai dalam tindakan. 

Nilai-nilai tersebut merupakan nilai yang mendasari pelaksanaan tugas profesionalnya. Dari sisi nilai ini, kita bisa melihat sesungguhnya nilai-nilai dasarnya sama dengan nilai dasar yang dimiliki profesi lain baik dalam dunia pendidikan maupun bukan. 

Nilai-nilai dasar itu adalah nilai teologis/spiritual, nilai logis, nilai guna/manfaat, nilai etis, nilai estetis dan nilai fisiologis. Tentu saja dalam setiap tindakan profesionalnya, nilai-nilai itu tidak sama kekuatan/besarannya. Ada kalanya dia lebih mengedepankan nilai guna atau manfaat dari apa yang dilakukannya. 

Namun nilai itu tidak sendirian. Melainkan dilandasi nilai teologis/spiritual karena apa yang dilakukannya hari ini akan dipertanggungjawabkan kelak di Hari Akhir. Dengan nilai-nilai logis, berarti pengawas bekerja berdasarkan pengetahuan yang dimilikinya. 

Manakala pengawas berpendidikan S-2, berarti dianggap pengetahuannya mumpuni untuk melakukan pengawasan. Pengetahuan teoretik konseptual itu akan diimplementasikan dalam dunia nyata dengan melakukan perubahan dan penyesuaian untuk menunjang nilai guna kegiatan kepengawasan yang dilakukannya. 

Akan halnya konteks peningkatan mutu pendidikan, tentu saja posisinya menjadi sangat strategis. Konsep-konsep mutu yang diketahui dan dikuasainya akan bersentuhan dengan dunia nyata. 

Konsep tersebut tentu memerlukan penyesuaian dan perubahan agar kontekstual dan sesuai dengan kebutuhan nyata dunia pendidikan di wilayah kerjanya. Jika dia bekerja dengan didasari nilai-nilai tadi, maka apa yang dihadapi menjadi tantangan untuk proses kreatif pelaksanaan pekerjaannya. 

Terlebih lagi bila dia sendiri mengembangkan 7 karakter dalam melaksanakan pekerjaanya. Buku ini menjadi menarik karena merupakan paduan pengalaman teoretik penulisnya yang berlatar belakang S-2 Manajemen Pendidikan dengan pengalaman praktisnya sebagai pengawas. 

Perspektif praktisi kepengawasan pendidikan tentu mempengaruhi pengalaman teoretiknya. Sebaliknya, pengalaman teoretiknya akan mempengaruhi perspektifnya terhadap dunia kepengawasan. 

Interaksi antara dunia teoretik dan dunia praktik yang ada pada diri penulis buku ini membawa pembacanya pada dua dunia: Dunia teoretik dan praktik. Namun kedua dunia itu bukan dunia yang terpisah dan lepas satu sama lain melainkan dunia yang saling memperkaya satu sama lain.

Judul : Sukses Menjadi Pengawas Sekolah Tips dan Strategi Jitu Melaksanakan Tugas
Penulis : Drs. Hamrin, M.M.Pd
Tebal : xiv + 104 halaman
Harga : Rp30,000