Tulisan ini tidak akan terlalu banyak membahas lagi tentang faedah atau manfaat dari aktifitas menghafal al-quran. Karena, sudah banyak tulisan atau buku yang membahas secara detail tentang itu. Katakanlah yang paling terkenal, At-tibyan fii adabil hamalatil quran, dalam buku itu sudah banyak disebutkan tentang keutamaan dan bahkan adab-adab seorang penghafal quran seperti apa. Jadi, jika ingin tahu detail tentang manfaat menghafal quran, saya saranin, buka buku Imam Nawawi dengan judul yang tadi. Kita akan membahas konsep praktisnya saja.

Jadi … kalau ditanya kenapa menghafal quran? Idealnya ya … mengharap ridho Allah. Atau karena yah … kemuliaan ngafalin quran memang banyak dong. Entah keutamaan di dunia, apalagi di akhirat. Nggak main-main. Memangnya apaan? Baca buku Imam Nawawi yang tadi wes kalau penasaran.

Tapi … coba tanya anak kita, kenapa mas-mbak mau ngafalin quran? Tetiba njawab, Karena di suruh mamah papah masuk pondok. jleb. Ternyata oh ternyata, Anak kita ngafal cuman karena kita suruh. Lho, tapi ndak apa dong, kan namamya masih awal, memang harus dipaksa dulukan? Seperti pepatah bilang, dipaksa, terpaksa, lama-lama biasa. Atau, dipaksa, terpaksa, lama-lama gila, eh naudzubillahi min dzalik.

Lah, emang siapa yang bilang salah? Emang ndak masalah kalau memang sekarang ngafalin karena
cuman karena disuruh. Eh, kerena cuman karena gimana maksudnya? Yah, karena alasan yang remeh
gitulah. Alquran itu mulia, apa-apa yang bersinggungan dengannya harus mulia juga pastinya.
Maka dari itu, penting sebagai orangtua untuk tidak bosan-bosannya dan tidak capek memastikn anak kita selalu dalam jalan dan alasan (baca-niat) yang benar. Karena, yah seperti buku-buku hadits yang dibuka dengan pentingnya niat. Buku ini juga ingin saya buka dengan masalah niat. Jadi … mari kita bahas.