Produk organik, seperti beras organik, adalah hasil dari sistem pertanian organik yang berpegang teguh pada prinsip-prinsip kesehatan tanah, ekosistem, dan manusia secara menyeluruh (Biao et al., 2003); USDA, 2010). Keyakinan akan keamanan pangan organik ini sangat kuat (Canavari et al., 2002) karena proses produksinya secara fundamental menghindari penggunaan bahan kimia sintetis seperti pestisida dan pupuk anorganik (Connor & Douglas, 2001). Ini menjamin bahwa konsumen mendapatkan pangan alami yang minim risiko residu berbahaya, sekaligus mendukung praktik pertanian yang berkelanjutan dan ramah lingkungan. Dengan demikian, memilih produk organik berarti tidak hanya peduli pada asupan pribadi, tetapi juga berkontribusi pada sistem produksi yang bertanggung jawab untuk masa depan.
Di tengah semakin gencarnya implementasi gerakan Peningkatan Produksi Beras Nasional (P2BN) yang dicanangkan oleh pemerintah sebagai bagian dari strategi ketahanan pangan jangka panjang, sektor pertanian nasional—khususnya subsektor tanaman pangan—justru menghadapi beragam tantangan yang semakin kompleks. Tantangan-tantangan tersebut tidak hanya bersifat teknis, seperti menurunnya kesuburan tanah akibat penggunaan input kimia secara berlebihan dan kurangnya inovasi teknologi yang mudah diakses petani, tetapi juga bersifat struktural dan nonteknis. Salah satu persoalan utama yang menjadi sorotan adalah semakin masifnya alih fungsi lahan sawah ke penggunaan nonpertanian, yang secara langsung mengancam produktivitas dan luas panen padi nasional.
Melihat kondisi tersebut, sebagian kalangan, baik dari lingkungan akademik, praktisi pertanian, maupun komunitas petani, mulai mendorong pemanfaatan pendekatan alternatif dalam budidaya padi yang lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan. Salah satu pendekatan yang dinilai potensial adalah budidaya padi organik, baik dengan metode System of Rice Intensification (SRI) maupun metode budidaya organik lainnya. Sistem ini berfokus pada optimalisasi potensi pertumbuhan tanaman dengan mengurangiinput kimia dan menggantinya dengan bahan-bahan organik yang bersumber dari alam, seperti pupuk kandang, kompos, dan pestisida nabati. Pendekatan ini tidak hanya memperhatikan aspek ekologis, tetapi juga mempertimbangkan efisiensi produksi dan kesejahteraan petani.
Buku ini merupakan hasil dari upaya mendalam untuk menggali dan memahami lebih jauh tentang karakteristik kewirausahaan yang dimiliki oleh para petani padi organik.
Pertanian organik, khususnya padi organik, bukan sekadar sebuah metode budidaya. Lebih dari itu, ia adalah sebuah filosofi yang menuntut dedikasi, inovasi, dan keberanian untuk keluar dari zona nyaman. Di tengah berbagai tantangan seperti perubahan iklim, fluktuasi harga pasar, dan persaingan yang ketat, para petani padi organik telah menunjukkan semangat juang dan adaptasi yang luar biasa. Mulai dari daya juang, kreativitas, kemandirian, kemampuan mengambil risiko, hingga orientasi pasar dan jaringan kerja yang mereka bangun. Kami berharap, melalui pemahaman yang lebih komprehensif tentang karakter-karakter ini, kita dapat menemukan inspirasi dan model pembelajaran yang berharga bagi pengembangan sektor pertanian organik di masa depan.