Seperti kita ketahui, saat ini kita berada di Era digital 4.0—sebuah era yang tidak hanya berdampak pada berbagai aspek kehidupan, termasuk pada dunia pendidikan. Sebagai ilustrasi, pemanfaatan Teknologi Informasi (TI) sudah menjadi kewajiban dalam proses transformasi dan mengubah perilaku manusia, termasuk pendidikan dan siswa, dalam mencari, mengumpulkan, mendokumentasikan, mengolah dan mentransfer kembali bahan ajar sesuai kebutuhan. Teknologi yang sedang berkembang seperti komputasi awan (cloud), augmented reality (AR) dan pencetakan 3D membuka jalan bagi masa depan pendidikan. Dengan bantuan teknologi, proses belajar mengajar tidak sekedar terjadi di ruang kelas. Ringkasnya, teknologi informasi sudah menjadi bagian sangat penting dari pendidikan di era digital.

Evaluasi pembelajaran sebagai bagian penting dalam dunia pendidikan juga tidak luput dari pengaruh kemajuan teknologi informasi. Buku ini mencoba menawarkan bagaimana pergeseran evaluasi pembelajaran dalam hal ini pembelajaran ekonomi dari model konvensional ke arah digital. Hal ini menjadi penting sesuai temuan Fisk (2017), yang merekomendasikan agar siswa dinilai secara
berbeda dari sistem konvensional yang ada. Menurut Fisk (2017), platform konvensional selama ini sudah tidak relevan dan memadai lagi untuk menilai siswa. Cara asesmen di era 4.0 menurut Fisk (2017) di antaranya pengetahuan faktual siswa dapat dinilai selama proses pembelajaran, sedangkan aplikasi dari pengetahuan siswa dapat dinilai ketika mereka sedang mengerjakan proyek di lapangan.

Selanjutnya, pendapat siswa dipertimbangkan dalam mendesain dan memperbaharui kurikulum. Masukan mereka membantu perancang kurikulum mempertahankan kurikulum kontemporer, up-to date dan tentu saja berguna. Terakhir, siswa akan menjadi lebih mandiri dalam pembelajaran sendiri, sehingga peran guru tidak lagi sebagai sumber pengetahuan tetapi justru sebagai fasilitator yang akan membimbing dan mengarahkan siswa melalui proses belajar mereka. Selanjutnya, Dunwill (2016) dan Tri et al. (2021) menemukan bahwa revolusi industri 4.0 yang dibarengi kemajuan teknologi mengubah
metode pengajaran dan setting proses pembelajaran. Beberapa perubahan dalam asesmen misalnya guru memposting nilai dan tugas siswa secara online, siswa menggunakan perangkat lunak/ aplikasi kolaboratif untuk menyelesaikan tugas kelompok, siswa menyelesaikan tugas mereka secara online dan mengunggahnya di portal kelas online atau sistem manajemen pembelajaran institusi, siswa memanfaatkan sepenuhnya model penyimpanan data penyimpanan di cloud untuk menyimpan pekerjaan mereka, dan komunikasi antara guru dengan siswa, orang tua siswa serta tata usaha/administrasi sekolah menggunakan platform sosial media. Mengacu pada temuan sebagian besar peneliti di bidang asesmen, saat ini asesmen sering hanya fokus pada kualifikasi dan pencapaian yang sempit (Schwartz & Arena, 2009; Gee & Shaffer, 2010; Oldfield et al., 2012). 

Kelemahan dan adanya kebutuhan sebagaimana telah diuraikan, mendorong untuk melakukan reformasi penilaian, terutama jika ingin mengikuti perkembangan teoretis, budaya dan teknologi khususnya di era digital 4.0 yang mempengaruhi kegiatan pengajaran dan pembelajaran (Oldfield et al., 2012; Sweeney et al., 2017; Fuller et al., 2022). Metode penilaian saat ini, terutama penekanan berat dan prioritas yang diberikan untuk penilaian sumatif berisiko tinggi, sering digambarkan sebagai usang, tidak efektif dan tidak sesuai dengan trend pendidikan di era digital 4.0 (Fuller et al., 2022). Penilaian dan tes yang ada sebagian besar berfokus pada pengukuran pengetahuan daripada pada kemampuan siswa untuk mentransfer pemahaman mereka ke situasi dunia nyata, untuk memecahkan masalah, untuk berpikir kritis atau bekerja secara kolaboratif (Voogt, J., & Roblin, 2010).