Di era digital saat ini, model bisnis memainkan peran yang sangat penting dalam menentukan keberhasilan suatu perusahaan. Transformasi digital telah mengubah cara perusahaan beroperasi dan berinteraksi dengan pelanggan. Dengan kemajuan teknologi, perusahaan dihadapkan pada tantangan untuk beradaptasi dengan cepat agar tetap relevan di pasar yang semakin kompetitif. Konteks ekonomi global saat ini, yang ditandai oleh ketidakpastian dan dinamika perubahan, menuntut perusahaan untuk tidak hanya memiliki produk atau layanan yang baik, tetapi juga model bisnis yang inovatif dan fleksibel. Berbagai industri, mulai dari ritel hingga layanan kesehatan, harus mempertimbangkan bagaimana model bisnis mereka dapat beradaptasi dengan perubahan yang cepat dan ekspektasi konsumen yang terus meningkat. Dengan memahami pentingnya model bisnis, perusahaan dapat menciptakan nilai yang lebih besar bagi pelanggan dan meningkatkan daya saing di pasar global.
Peter F. Drucker, salah satu pemikir terkemuka di abad ke-20, mengemukakan bahwa masyarakat harus melakukan penataan kembali terhadap cara pandangnya dalam menghadapi masa transisi. Ia meramalkan bahwa periode perubahan signifikan akan berlangsung dari tahun 1960 hingga 2020-2030. Selama waktu ini, berbagai transformasi akan terjadi, dan sangat penting bagi kita untuk mengamati perubahan tersebut agar dapat bertahan di era seleksi alam abad ke-21. Hanya individu, terutama
manusia, yang bersedia beradaptasi dan mengikuti perkembangan zaman yang mampu bersaing dan bertahan.
Bagi para pemimpin bisnis, pengusaha, dan eksekutif, penataan kembali cara pandang hidup ini diartikan sebagai evolusi dalam praktik bisnis. Para ahli dan praktisi manajemen merujuk kepada perubahan ini sebagai model bisnis baru (new business model).
Dalam pandangan Kenichi Ohmae, seorang penulis bestseller terkenal dengan karya-karya seperti The Borderless World (1990) dan The End of Nation State (1995), dunia bisnis saat ini menghadapi empat dimensi yang saling berinteraksi. Hal ini disebabkan oleh kenyataan bahwa beberapa dimensi masih ada dan tidak dapat dihilangkan, sementara dimensi lain sudah mulai menunjukkan dampaknya.
Keempat dimensi tersebut, seperti yang dijelaskan Ohmae dalam buku bestseller lainnya, The Invisible Continent (2000), meliputi: Dimensi Terlihat (The Visible Dimension), Dimensi Tanpa Batas (The Borderless
Dimension), Dimensi Cyber (The Cyber Dimension), dan Dimensi Multipel Tinggi (The Dimension of High Multiples). Untuk memastikan kelangsungan dan keberlangsungan bisnis, para pemimpin harus mampu
mengamati dan mengambil tindakan yang tepat di masing-masing dimensi tersebut (Sawidji, 2016).