Kosmetika berasal dari kata kosmein (Yunani) yang berarti berhias. Bahan yang dipakai dalam usaha untuk mempercantik diri, dahulu diramu dari bahan-bahan ala.mi yang terdapat di sekitamya. Namun, sekarang kosmetik tidak hanya dari baban alami tetapi juga bahan buatan untuk maksud meningkatkan
kecantikan. Kosmetika menumt permenkes RI No.239/Men.Kes/Per/V/85 adalah bahan atau campuran bahan untuk digosokkan, dilekatkan, dituangkan, dipercikan, atau disemprotkan pada, dimasukan
dalam, dipergunakan pada bahan atau bagian badan manusia dengan maksud untuk membersihkan, memelihara menambal1 daya tarik atau mengubah rupa dan tidak termasuk golongan obat. 

Sedangkan kosmetika tradisional merupakan bahan atau ramuan bahan yang berupa bahan tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan sarian [galenik] atau campuran dari bahan tersebut
yang secara turun temurun telah digunakan untuk kosmetika berdasarkan pengalaman. Oleh karena itu, kosmetika tradisional yang merupakan warisan nenek moyang hanya menggunakan bahan-bahan alami, baik itu dari tumbuhan, hewan, mineral, dan galenik. Galenik adalah sediaan sarian yang merupakan hasil sari atau ekstrak dari baban-bahan alami.

Kosmetik adalah sediaan atau paduan bahan yang siap uotuk digunakan pada bagian luar badan (epidermis, rambut, kuku, bibir, dan organ kelamin bagian luar), gigi, dan roogga mulut untuk membersihkan, menambah daya tarik, mengubah penampakan, melindungi supaya tetap dalam keadaao baik, memperbaiki bau badan tetapi tidak dimaksudkan untuk mengobati atau menyembuhkan suatu penyakit (Tranggono dan Fatma, 2007).