Keamanan siber (cyber security ) merupakan upaya sistematis untuk melindungi sistem komputer, jaringan, perangkat lunak, dan data dari berbagai ancaman digital seperti malware, ransomware, phishing, hingga serangan siber yang bertujuan mencuri, merusak, atau mengganggu informasi. Fokus utama dari keamanan siber adalah memastikan bahwa informasi tetap rahasia (confidentiality ), utuh (integrity ), dan tersedia (availability ) bagi pengguna yang berwenang. Dengan sistem keamanan
yang baik, operasi teknologi informasi dapat berjalan dengan lancar tanpa gangguan yang merugikan.

Dalam skala yang lebih luas, keamanan siber mencakup perlindungan terhadap infrastruktur kritikal seperti sistem perbankan, jaringan listrik, layanan pemerintahan digital, serta sistem transportasi. Serangan terhadap sistem tersebut tidak hanya merugikan secara ekonomi, tetapi juga dapat mengganggu stabilitas sosial dan nasional. Oleh karena itu, keamanan siber tidak hanya menjadi tanggung jawab teknis semata, tetapi juga bagian integral dari strategi nasional suatu negara dalam menjaga kedaulatan digital dan kepercayaan publik terhadap layanan digital yang digunakan sehari-hari.

Seiring dengan pesatnya perkembangan teknologi seperti Internet of Things (IoT), kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI), dan komputasi awan (cloud computing ), tantangan dalam keamanan siber
juga semakin kompleks. Misalnya, perangkat IoT yang tidak terlindungi dapat menjadi pintu masuk bagi serangan botnet ; sementara algoritma AI kini digunakan baik oleh pihak bertahan maupun penyerang untuk mendeteksi atau meluncurkan serangan. Untuk mengatasi ancaman ini, pendekatan keamanan siber masa kini mencakup implementasi Zero Trust Architecture, pemanfaatan machine learning untuk deteksi anomali, dan otomatisasi respons insiden. Oleh karena itu, peran keamanan siber menjadi sangat krusial dalam ekosistem digital yang terus berkembang.