Sebuah buku yang diinisiasi oleh Pranata Humas Bagian Tata Usaha Kantor Wilayah Kementerian Agama DIY. Buku ini menemukan momentumnya yang tepat yakni di saat usia Kemenag mencapai angka yang sama dengan Republik; tampilnya Prof. Dr. KH Nasaruddin Umar, MA sebagai nakhoda baru Kemenag di kabinet Presiden Prabowo Subiyanto, dan sekaligus menahbiskan semangat “Dari Jogja untuk Indonesia”.
Yogyakarta tidak dapat dilepaskan dari sejarah Kemenag itu sendiri. Sebab di kota inilah berdiri kantor Kemenag pusat di awal kemerdekaan Indonesia tepatnya di Jalan Malioboro Nomor 10. Bahkan di MAN 2 Yogyakarta yang berada di Jalan KH Ahmad Dahlan juga terdapat ruangan cagar budaya yang merupakan ruang kerja Menag pertama Prof. HM. Rasjidi—dan di kota inilah beliau dan istri tercinta dimakamkan yaitu di Kotagede, Yogyakarta.
Artinya, Yogyakarta selalu berusaha memberikan sumbangsih terbaiknya bagi negara dan bangsa Indonesia melalui institusi Kemenag. Maka kehadiran buku ini mampu melengkapi atribut Jogja selama berdirinya Republik.
Membaca dan meresapi 45 tulisan yang ada dalam buku ini, maka rasa optimisme semakin menyeruak untuk membangun Kemenag yang lebih baik. Tentu sesuai kapasitas dan porsi para penulis masing-masing. Ada yang mengisahkan perjuangannya untuk bergabung dengan instansi ‘Ikhlas Beramal’, dinamika tugas yang dihadapi sehari-hari, juga harapan besar kepada Bapak Menteri Agama kita.
Sebuah karya, betapapun terlihat sederhana, adalah bukti keseriusan mencintai institusi. Dan biarlah ia menjadi dokumentasi sejarah yang mengiringi gerak langkah Kemenag. Sekali lagi saya ucapkan selamat. Semoga buku ini dapat dinikmati oleh banyak kalangan dan berhasil menebar inspirasi untuk terus merawat, menjaga dan membesarkan Kementerian Agama.